TDDS merupakan singkatan dari Transdermal Drug Delivery System, yaitu suatu sistem penyampaian obat (jadi tidak sekedar bentuk sediaan obat) melalui kulit.
TDDS dikembangkan dengan tujuan pengobatan sistemik melalui kontak pada permukaan kulit. Contoh pengembangannya adalah Scopolamine-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ yang digunakan untuk perawatan profilaksis atau motion-induced nausea, kemudian diikuti dengan pemasaran Nitroglyserin-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ yang sukses dan Isosorbide Dinitrate-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ untuk perawatan angina pectoris, Clonidine-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ (Catapres®) untuk terapi hipertensi, Estradiol-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ (Estraderm®) untuk perawatan sindrom postmenopause, serta Fentanyl-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ (Duragesic®) untuk perawatan analgesik pada penderita kanker.
Keuntungan TDDS:
• Tidak terjadi gangguan seperti absorpsi gastrointestinal (adanya cairan gastrointestinal yang asam, gerakan peristaltik, kecepatan pengosongan lambung)
• First Pass Effect di hati dapat dihindari sehingga dapat meminimalkan dosis obat
• Cocok pada obat yang mempunyai karakteristik mempunyai indeks terapi sempit, memiliki waktu paruh eliminasi yang pendek dan poor oral absorption
• Pengontrolan kadar obat dalam plasma dapat diprediksi dan terpercaya
• Dapat meningkatkan kenyamanan penggunaan obat pada pasien
• Penghentian terapi dapat dilakukan jika diinginkan
• Kadar obat efektif dalam plasma dapat dipertahankan selama 1-7 hari
Kerugian TDDS:
• Tidak dapat digunakan untuk obat yang memerlukan dosis tinggi
• Tidak dapat menggunakan obat dengan molekul yang besar
• Penggunaan obat dapat menyebabkan iritasi atau alergi
• ’Extensive metabolism in skin’
Yang harus dipertimbangan pada pembuatan TDDS:
• Permeabilitas obat terhadap kulit terbatas
• Hanya dipergunakan untuk obat dengan dosis rendah
• Ada kemungkinan untuk terjadi reaksi iritasi dan hipersensitifitas
• Adanya variasi/perbedaan permeabilitas kulit
• Tingginya harga produksi
• Sifat fisikokimia obat yang harus dipertimbangkan:
• Titik didih bahan aktif harus < 200 oC
• Obat tidak menstimulasi reaksi imun pada kulit
• Adanya hambatan farmakokinetik dan farmakodinamik
• Obat harus memberikan sifat adhesi yang cukup pada kulit
Disarikan dari berbagai sumber antara lain:
http://www.aapspharmaceutica.com/inside/discussion_groups/socal/imagespdfs/Gochnour.pdf
Senin, Juni 29, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar