Pembandingan dua profil disolusi obat dari sediaan tablet, kapsul atau suspensi seringkali menjadi objek penelitian di institusi pendidikan bidang farmasi maupun di laboratorium litbang industri farmasi atau institusi pemerintah.
Ada artikel menarik yang aku baca di European Journal of Pharmaceutical Sciences 13 (2001) 123-133, judulnya Review Modeling and Comparison of Dissolution Profiles, ditulis oleh Paulo Costa dan Jose Manuel Sousa Lobo.
Sari dari artikel menarik itu adalah sebagai berikut:
Untuk membandingkan dua profil disolusi, ada beberapa metoda yang dapat digunakan, yaitu metoda yang bergantung model matematika, metoda analisis statistik dan metoda yang tidak bergantung model.
Metoda yang bergantung model matematika dikenal dengan istilah curve fitting. Profil disolusi seringkali dicocokkan ke beberapa persamaan matematika yang dapat memprediksi model pelepasan obat dari sediaannnya. Model-model itu antara lain model kinetika orde nol, kinetika orde satu, Higuchi, Hixson-Crowell, Weibull, Korsmeyer-Peppas, Baker-Lonsdale dan model Hopfenberg. Masing-masing model pelepasan memiliki persyaratan berlaku tersendiri. Dalam hal ini untuk membandingkan dua profil disolusi dapat dilihat dari harga koefisien korelasi antara kedua profil disolusi dengan model pelepasan yang digunakan. Makin besar harga koefisien korelasinya menunjukkan bahwa kedua profil disolusi itu mendekati kesamaan.
Pembandingan dua profil disolusi dengan metoda statistik dilakukan dengan cara analisis variansi satu arah atau ANOVA (dilakukan pada disolusi dengan satu kali pengambilan sampel) atau analisis variansi multivariat atau MANOVA (dilakukan pada disolusi dengan pengambilan sampel berulang-ulang).
Perbandingan dua profil disolusi yang tidak bergantung model dapat dilakukan dengan tes rasio dan pair wise procedures. Tes rasio adalah membandingkan parameter yang diperoleh dari profil disolusi produk pembanding dengan parameter yang diperoleh dari profil disolusi produk uji. Parameter yang dibandingkan itu dapat berupa waktu yang diperlukan untuk melarutkan x% obat (tx %), area di bawah kurva disolusi (AUC), jumlah (%) obat yang terlarut pada waktu tertentu, misalnya 30 menit (Qt menit), atau efisiensi dissolusi.
Yang termasuk dalam pair wise procedures antara lain perhitungan faktor perbedaan (ft) dan faktor kemiripan (f2). Harga ft=0 menunjukkan tidak ada perbedaan pada kedua profil disolusi, makin besar harga ft menunjukkan makin besar perbedaan antara kedua profil disolusi tersebut. Kedua profil disolusi disebut mirip bila ft < 15 atau antara 0-15. Harga f2=100 menunjukkan tidak ada perbedaan antara kedua profil disolusi, maikn kecil harga f2 menunjukkan makin besar perbedaan antara kedua profil disolusi tersebut. Kedua profil disebut mirip bila f2>50 atau antara 50-100.
Mengenai persamaan matematika semmua metoda yang disebutkan di atas silakan melakukan browsing pada artikel yang aku tulis di atas.....
Senin, Juni 08, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar