Senin, September 14, 2009

MEMBUAT TABLET DENGAN KECEPATAN DISOLUSI ZAT AKTIF MAKSIMUM (Bagian 3 dari 3 Tulisan)

PROSES PEMBUATAN TABLET

Metoda Granulasi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa proses granulasi meningkatkan kecepatan disolusi dari zat aktif yang kurang larut. Pemakaian bahan pengisi seperti amilum, laktosa anhidrat, laktosa spray-dried dan mikrokristal selulosa cenderung meningkatkan hidrofilisitas zat aktif dan meningkatkan karakteristik disolusinya. Karena itu sering dikatakan metoda granulasi basah lebih baik dibanding metoda granulasi kering atau slugging. Tetapi sekarang dengan lebih canggihnya mesin cetak tablet dan adanya bahan-bahan yang cocok untuk tablet cetak langsung, dengan formula yang sesuai dapat dihasilkan tablet dengan karakteristik disolusi yang lebih baik dari tablet yang dibuat dengan cara granulasi basah. Bila digunakan metoda granulasi basah maka harus diperhatikan waktu pencampuran granul, jumlah zat pengikat, metoda, waktu dan suhu pengeringan, waktu pencampuran dengan lubrikan, usia granul (saat pencetakan), kadar air granul saat pencetakan dan kekerasan tablet.
Ho dan Hersey, memperkenalkan suatu metoda novel granulasi yang didasarkan pada terbentuknya aglomerat bila penggerusan serbuk dilakukan dalam waktu yang panjang. Metoda ini disebut Agglomerative Phase of Comminution (APOC). Metoda ini diketahui menghasilkan tablet dengan kekuatan mekanik yang lebih besar dan kecepatan disolusi zat aktif yang lebih besar dibanding tablet yang diperoleh dengan cara granulasi basah. Tetapi bagaimanapun pemilihan metoda pembuatan tablet yang menekankan pada hasil yang memiliki karakteristik disolusi yang baik harus tetap mempertimbangkan kecocokannya dengan zat aktif yang digunakan. Misalnya zat aktif tidak tahan dengan suhu pengeringan (panas) atau terhidrolisa dengan adanya air, sebaiknya tidak dibuat dengan metoda granulasi basah. Sedangkan zat aktif yang merupakan polimorf yang dengan penggerusan dapat terjadi polimorf yang tidak aktif secara biologi maka tidak dapat digranulasi dengan cara APOC.

Kekuatan Kompresi (Pencetakan)
Kekuatan kompresi pada satu sisi menyebabkan penambahan luas permukaan partikel tablet yang memberi efek meningkatkan disolusi zat aktif, tetapi pada sisi yang lain memberi efek menurunkan disolusi karena meningkatnya ikatan antar partikel akan meningkatkan densitas sehingga akan meningkatkan kekerasan tablet.
Kekuatan kompresi berpengaruh pada densitas, porositas, kekerasan dan waktu hancur tablet. Porositas tablet dapat memfasilitasi penetrasi medium ke dalam tablet, sehingga membuat tablet lebih cepat hancur memungkinkan zat aktifnya terliberasi dari matriks tablet dan terdisolusi. Kekuatan kompresi yang besar akan mengurangi porositas tablet sehingga kemungkinan dapat berpengaruh pada disolusi zat aktifnya. Kekuatan kompresi yang besar juga akan meningkatkan kekerasan tablet, sehingga meningkatkan waktu hancurnya dan mungkin dapat menurunkan kecepatan disolusi zat aktifnya.
Jadi pengaruh kekuatan kompresi terhadap disolusi zat aktif dari tablet sebenarnya merupakan akibat berbagai faktor yang saling bergantung. Karena itu menentukan kekuatan kompresi harus mempertimbangkan faktor-faktor yang saling bergantung tersebut, yang penting diperoleh tablet dengan kekerasan yang optimal dan memiliki waktu hancur yang cukup singkat serta karakteristik disolusi zat aktifnya juga memenuhi syarat.


PENUTUP

Demikian sudah diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi zat aktif dari sediaan tablet yang berasal dari sifat fisikokimia zat aktif, formulasi tablet dan proses pembuatan tablet. Dari uraian di atas teoritis bila ingin membuat tablet dengan kecepatan disolusi zat aktif yang maksimum dalam media yang dipersyaratkan maka dapat dicapai dengan menggunakan:
a. Pilih bentuk zat aktif yang memiliki kelarutan paling tinggi (misal bentuk garamnya)
b. Dilakukan pengecilan ukuran partikel zat aktif lebih dahulu sampai tingkat yang optimum
c. Pilih bentuk zat aktif yang anhidrat
d. Pilih bahan pengisi golongan amilum yang sudah ada di pasaran (spesifikasi jelas) digunakan dengan konsentrasi 5-20%
e. Pilih disintegran Ac-Di-Sol digunakan dengan konsentrasi yang sesuai
f. Pilih lubrikan Mg-sterat <1% bila zat aktif cukup hidrofil, atau pakai Na-lauril sulfat bila zat aktif sangat hidrofob dan kelarutan kecil
g. Pilih pengikat polivinilpirolidon 3-15%
h. Kalau perlu ditambahkan Na-Lauril Sulfat untuk meningkatkan pembasahan
i. Dibuat dengan metoda granulasi basah
j. Kekuatan kompresi sedang

Uraian di atas adalah uraian teoritis yang belum tentu dapat diterapkan pada semua zat aktif. Karena sesungguhnya untuk memperoleh kecepatan disolusi zat aktif yang maksimum itu harus melihat zat aktif yang digunakan, baru kemudian ditetapkan formulasinya (bahan-bahan pendukungnya) serta proses pembuatan tablet yang sesuai dengan sifat zat aktif tersebut .

Semoga 3 bagian tulisan ini bermanfaat buat anda.

O ya untuk bahan tulisan itu aku ngintip bukunya pak Hamed M. Abdou
(Dissolution, Bioavailability & Bioequivalence, Mack Publishing Company, Pensylvania, 53-105) dan bukunya pak Lieberman, pak Lachman dan pak Schwartz (Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet Volume 1, 2nd ed., Marcel Dekker, Inc., New York, 88-120 ).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ass. trima kasih buk postingannya sangat mmbantu skli mnambah ilmu bgtz... ibu dosen itb ya buk?