Rabu, Maret 26, 2014

Ciri Pemimpin yang Baik



Al Qur’an memberi contoh ciri pemimpin yang baik pada sosok Jibril. Jibril adalah pemimpin para malaikat. Sifat Jibril digambarkan pada surah At Takwir (81) ayat 19-21.

19        : ....Jibril itu MULIA (kariim).... ..innahuu laqaulu rasuulin kariiim...
20        : ..KUAT (quwwah) dalam arti secara fisik dan mental, dan TAQWA kepada Allah
             (karena    disebutkan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah yang memiliki
              ‘arsy)......dzii    quwwatin ‘indadzi ‘arsyi makiin...
21        : DITAATI oleh para pengikutnya (muthaain) dan DAPAT DIPERCAYA
             (amiin).....muthaain Tsamma amiin.....

Yang bersifat mulia itu pasti baik, baik itu pasti tidak fasik (tidak melanggar, entah itu peraturan, kesepakatan, perjanjian). Selain baik yang bersifat mulia memberi konotasi bersih, bersih dari perkataan kotor, tindakan kotor, maksiat, cabul.

Pemimpin pun  harus kuat fisik dan mental. Kuat fisik akan berkorelasi  dengan pemilihan  pola hidup yang sehat dan seimbang, memperhatikan gizi, membuang kebiasaan yang yang banyak madharat (rokok, khamr, stress), cukup olah raga dan pandai memilih cara relaksasi yang baik dan efisien. Kuat secara mental sama pentingnya dengan kuat jasmani. Kuat mental akan menjadi penentu bagi seorang pemimpin untuk senantiasa berpihak pada kepentingan masyarakat banyak dibandingkan pada kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Intinya sanggup ‘say no’ untuk mengakomodasi hal-hal yang dapat membawa keburukan, kerugian pada masyarakat dipimpinnya.

Takwa kepada Allah sudah tentu menjadi keharusan karena hanya orang bertakwalah yang akan sepenuhnya berjalan di jalan yang benar dan membawa orang yang dipimpinnya ke jalan yang benar dan lebih baik.

Secara pribadi seorang pemimpin harus memiliki kharisma, baik itu berasal dari kecerdasannya, keshalehannya dll, tetapi yang paling baik adalah dari teladan berupa hasil kerja konkrit yang ditunjukkannya. Kharisma itu akan memicu orang yang dipimpinnya untuk mentaatinya. Kharisma yang berbuah ketaatan akan sirna digerus waktu bila seorang pemimpin tidak melengkapi dirinya dengan sifat dapat dipercaya atau jujur. Sebenarnya dalam hubungan pemimpin dan yang dipimpin, sifat dapat dipercaya atau jujur ini memiliki kata kunci ‘tidak melanggar komitmen’ yang sudah dibuatnya sebagai seorang pemimpin. Sekali seorang pemimpin melanggar komitmen yang dibuatnya, akan sulit yang dipimpinnya mempercayainya (kembali). Sungguh lengkap ciri pemimpin yang baik yang sudah digambarkan oleh Al Qur’an.

Dalam Islam, semua manusia adalah seorang pemimpin. Bisa jadi kita adalah seorang imam dalam keluarga, atau kita seorang ibu yang memimpin putra-putrinya, atau seorang guru, atau seorang kepala pasukan militer, kepala daerah, CEO perusahaan dll. Kita semua kelak di hadapan Allah diminta pertanggungjawaban terhadap hasil dari apa yang sudah kita pimpin, dan dengan cara bagaimana kita memimpin. Mari kita introspeksi, sudahkah kita menjadi pemimpin yang baik, yang memimpin ke arah jalan yang baik, jalan yang di ridloiNya. Sudahkah kita memiliki sebagian atau semua sifat Jibril yang digambarkan dalam surah At Takwir yang disebut di atas.....?

Tidak ada komentar: