Sebagai
muslim seharusnya kita meyakini bahwa semua musibah yang menimpa diri kita
datangnya dari Allah SWT. Sudah jelas ajarannya bagaimana seharusnya kita
menyikapi musibah.
Bergantung
keadaan imannya, secara umum tingkatan manusia dalam menyikapi musibah yang
menimpanya ada 4:
Yang pertama, manusia yang Bodoh
Tingkatan ini disebabkan oleh lemahnya
hati, akal dan agama manusia yang bersangkutan.Manusia yang begini saat musibah
menimpanya akan bereaksi hatinya menolak menerima musibah itu, mulutnya penuh
dengan dampratan dan gestur (sikap badannya) pun mengingkari.
Yang kedua, manusia yang Sabar
Orang yang sabar itu hatinya masih menolak
menerima cobaan atau musibah itu, tapi dia sudah lebih bisa menahan diri, mulutnya
tidak mendamprat, gesturnya pun mengakui musibah itu datangnya dari Allah SWT,
dan pasti ada hal-hal baik tersembunyi di balik musibah itu.
Yang ketiga, manusia yang Ridha
Orang yang ridha tingkatannya sudah lebih
baik lagi. Hatinya menerima, mulut tidak memprotes (why me..? why me...?) dan
gesturnya menerimanya sebagai cobaan atau ujian Illahi.
Yang keempat, manusia yang Bersyukur
Yang model ini adalah yang lahir batin bisa
mengucap “Alhamdulillaah’ dalam segala
situasi.
Itulah
keempat maqom atau tingkatan manusia dalam menghadapi musibah. Meskipun belum
bisa langsung ke tingkatan terakhir (syukur) seharusnya dari waktu ke waktu
kita meningkat dari tingkatan bodoh, sabar, ridha hingga syukur. Insya Allaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar