Aku
agak bingung mau kasi judul apa untuk postinganku hari ini. Sebetulnya aku mau
cerita tentang superioritas, yang tidak pernah mutlak bagi semua makhluq di
duni ini. Semua yang dianggap super atawa paling hebat tu ternyata selalu ada
yang mengalahkan, menjatuhkan, meluluhlantakkan....apapun istilahnya. Karena
blogku ini kupakai untuk sharing maka akan ku share tentang hilangnya
keperkasaan kumbang koksi karena ulah penyengat parasit. Share ku kali ini
kuambil dari artikel di Majalah National Geographic Indonesia, edisi November
2014, tentang Perenggut Sukma, Momok Bagi Makhluk di Alam Bebas, ditulis oleh
Carl Zimmer, Foto oleh Anand Varma dan Novela Grafis oleh Matthew Twombly.
Bisa
anda search di ...http://nationalgeographic.co.id/feature/2014/11/parasit-perenggut-sukma?kode=0120#
Begini
artikelnya itu.....
Sungguh menakjubkan
sekaligus menyedihkan, kumbang soksi menjadi mayat hidup..
Biasanya
kumbang koksi (Coleomegilla maculata)
merupakan predator yang rakus dan cerdas. Seekor kumbang ini dapat menyantap
ribuan kutu daun selama masa hidupnya. Untuk mencari mangsa, kumbang ini
pertama menggerak-gerakkan antenanya guna mendeteksi zat kimia yang dilepaskan
tanaman saat diserang serangga herbivora. Setelah menemukan sumber sinyal
tersebut, kumbang koksi menggunakan sensor lainnya untuk mencari molekul yang
hanya dikeluarkan oleh kutu daun. Kemudian dia diam-diam mendekat dan
menyergap, merobek sang kutu daun dengan rahangnya yang bergerigi.
Kumbang
koksi juga memiliki perlindungan yang sangat ampuh terhadap sebagian besar
musuhnya. Sayap perisainya yang berwarna merah totol hitam, sangat cantik di
mata manusia, tetapi berfungsi peringatan bagi pemangsa: Jangan coba-coba!
Apabila ada burung atau hewan lain yang mencoba menyerang, kumbang koksi
mengeluarkan darah beracun dari sendi kakinya. Begitu merasakan darah pahit
tersebut, penyerang akan memuntahkan kembali kumbang koksi itu. Akhirnya
pemangsa mengenali sayap-luar merah totol hitam itu sebagai peringatan agar
tidak diganggu.
Sebagai
pemangsa yang terlindung dari pemangsa lain, kumbang koksi sepertinya memiliki
kehidupan serangga yang sempurna –andai tidak ada penyengat yang suka bertelur
dalam tubuhnya.
Salah
satu penyengat tersebut, Dinocampus
coccinellae , seukuran coklat tabur. Saat penyengat betina siap bertelur,
dia hinggap di dekat kumbang koksi dan dengan cepat menusukkan sengatnya ke
perut kumbang, memasukkan telur beserta campuran berbagai zat kimia ke tubuh
korbannya. Setelah telur menetas, larva menyantap cairan yang ada dalam rongga
tubuh inangnya.
Meskipun
kumbang koksi digerogoti perlahan dar dalam, ia tetap melahap kutu daun dengan
bersemangat. Namun gizi dari mangsa yang dicernanya kini dugunakan untuk
pertumbuhan parasit dalam tubuhnya. Sekitar tiga minggu kemudian, larva
penyengat telah siap untuk meni nggalkan inangnya dan bermetamorfosis menjadi
hewan dewasa. Dia menggeruit keluar melalui celah rangka-luar sang kumbang.
Meskipun
jasad sang kumbang sekarang telah bebas dari parasit tersebut, sukmanya masih
tetap terkuasai. Sementara larva penyengat membungkus dirinya dengan kepompong
sutra di bawah tubuhnya, kumbang koksi tersebut diam mematung.
Dari sudut pandang sang penyengat, ini anugerah yang luar biasa. Pupa penyengat D. coccinellae yang sedang berubah di dalam kepompong tidak bisa membela diri. Dia mangsa empuk bagi ulat ulat lalat-jala dan serangga lainnya. Untung baginya, apabila salah satu predator lain mendekat, kumbang koksi akan mennggerak-gerakkan kakinya, mengusir sang penyerang. Singkat kata, dia menjadi centeng sang benalu. Dan dia terus memainkan peran ini selama seminggu, sampai sang penyengat dewasa melubangi kepompong dengan rahangnya, merangkak keluar dan terbang.
Barulah
kemudian sebagian besar zombi kumbang koksi menemui ajalnya, setelah
merampungkan pengabdiannya kepada parasit tersebut......
..............
Begitulah
....Subhanallah...Dari artikel tersebut kita bisa menilai dengan sudut
pandang, bahwa di atas langit ada
langit. Selalu saja ada yang mengalahkan yang dianggap super. Dan tidakkah itu
membuat kita berpikir, bahwa The Supreme nya tentunya adalah dalang dari semua
action tersebut, Sang Khaliq kita, yang tidak ada yang lebih mengunggulinya.
Insya
Allah, semoga sharing kali ini mengantar dan lebih mendekatkan kita pada The
Supreme tersebut.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar