Rabu, April 21, 2010

Pencet Komedo….

Begitulah judul postingku hari ini. Garing banget ya…? Ya biarin aja. Aku memang mau nulis tentang aktivitas pencet komedo di salon-salon dan pusat perawatan kecantikan.

Bagi para remaja, ibu-ibu atau bahkan bapak-bapak yang suka mengunjungi salon atau tempat perawatan wajah (kecantikan) untuk melakukan facial (baca: cuci muka), tentu kenal dengan aktivitas pencet komedo ini. Karena aktivitas ini merupakan bagian atau tahapan dari acara facial itu. Setelah muka dibersihkan,dimassage alias dipijit, discrubbing, maka tibalah masanya unuk aktivitas pencet komedo tersebut (sebelum akhirnya muka kita dimasker dan mengakhiri proses facial itu).

Aktivitas itu berupa tindakan untuk mengeluarkan komedo. Lha apa sih komedo itu? Komedo hanyalah salah satu dari jenis atau tingkatan dari jerawat. Komedo merupakan jerawat kering yang tidak menimbulkan peradangan (non-inflammatory acne). Penyebab timbulnya komedo sama dengan penyebab terjadinya jerawat yaitu kelenjar minyak (sebaceous gland) memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran folikel rambut dan pori-pori kulit.

Aktivitas mengeluarkan komedo itu menggunakan batang besi kecil yang ujungnya berupa lingkaran. Ujung lingkaran itu ditekankan pada kulit yang berjerawat, lalu digeser, sehingga bila di kulit yang ditekan tersebut ada komedonya maka komedonya akan terpencet keluar saat ujung lingkaran itu digeser. Dan ternyata aktivitas ini menimbulkan rasa sakit /nyeri / perih.

Kalau lagi facial dan tiba masanya untuk pencet komedo ini aku selalu ’nggerundel’ dan nanya si mbak beautician itu, ”Apa gak ada cara lain yang gak bikin sakit untuk ngeluarin komedo sih mbak.....?”. Si mbak beauticiannya biasanya tersenyum dan menjawab, ”Sampai saat ini belum ada, bu, cara ini yang paling efektif. Sabar ya bu, boleh nangis kok bu....”. Diperbolehkan atau gak diperbolehkan sama si mbak itu, biasanya aku tetap keluar air mata, habis sakit sih. Biasanya si mbaknya juga dengan telaten ngelap air mata yang nekat keluar itu. Sering kalau lagi facial bareng ibu-ibu yang lain, tidak jarang mereka juga nggerundel, ”Kita bayar mahal kok malah disakitin sih.....?”. Jawaban si mbaknya juga klise, ”Sakit sebentar bu, tapi nanti jadi cantik, mukanya bersih.....”.

Kupikir logis juga, karena yang dikeluarkan adalah sumbatan sebum, memang dengan cara fisik seperti itu, sumbatannya pasti hilang (komedonya keluar). Cara fisik yang lebih halus seperti ditempeli pore pack memang terbukti kalah efektif dibanding cara pencet tadi. Selain cara fisik memang hingga saat ini belum ada sediaan kosmetik yang efektif merangsang keluarnya komedo yang menyumbat pori-pori kulit itu. Untuk mencegah atau mengurangi munculnya komedo memang bisa kita gunakan anti acne cosmetic. Tapi kalau komedonya sudah ada, ya tetep harus pencet komedo lah...

Pencet komedo memang selalu jadi bagian dari acara facial, tujuannya jelas agar pori-pori kulit tidak tersumbat, sehingga segala macam krim yang bertujuan untuk nutrition, rejuvenation, tidak terhambat untuk berpenetrasi ke kulit. Walhasil facial pasti berkorelasi dengan pedih karena pencet komedo. Tapi ngomong-ngomong aktivitas ini bisa digunakan untuk menyamarkan kesedihan kita. Rasa sedih sering memancing kita untuk menangis. Bila dilihat orang, menangis juga memancing banyak pertanyaan, kenapa menangis?, dst...dst... Kalau lagi sedih, pergi sono facial.... Saat komedomu dipencet, nangislah sepuasnya, dijamin si mbak beautician itu gak akan nanya kenapa-kenapa. Karena dia mengira kita menangis karena pedihnya dipencet komedo kita......

1 komentar:

kowi ardana mengatakan...

Tak kirain dampak pencet komedo yg ditimbulkan,atau bahaya yg ditimbulkan tak tahunya penyamaran pas sedih..hehe...