Sabtu, April 03, 2010

Doa Kang Suto

Berikut ini jatah postingku hari Kamis kemarin (tentang Literary).

Sebagai muslimah, alhamdulillah semangatku untuk tetap belajar memahami kitab suci Al Qur’an masih tetap tinggi. Aku masih tetap ingin memperbaiki tajwidku, dan aku ingin belajar tafsir, agar pemahamanku tidak terbatas pada apa yang tersurat dalam Al Qur’an saja. Baru-baru ini keinginanku untuk mulai belajar tafsir muncul lagi setelah beberapa tahun lamanya semangatku anjlok karena ’bete’.

Kejadian yang bikin aku bete itu terjadi di Surabaya kira-kira 8 tahun yang lalu. Aku memperoleh info dari teman kalau di suatu masjid pengajaran tentang tafsir Al Qur’an nya OK banget. Akupun mendaftar untuk belajar. Ternyata aku harus melewati test untuk bisa bergabung belajar tafsir. Test nya berupa membaca Al Qur’an. Hasil test aku dinyatakan tidak lulus, karena tajwid masih perlu dipoles (jelasnya makhorijal hurufnya tidak jelas) dan panjang pendek bacaan belum konsisten. Walhasil aku disarankan untuk masuk kelas belajar membaca Al Qur’an lagi. Setahun aku belajar membaca Al Qur’an, (bersama-sama dengan teman-teman yang kualitas bacaannya di bawahku), akibatnya aku bosan dan memilih mengaji sendiri di rumah. Aku agak jengkel, dan berpikir, kalau semua masjid menerapkan sistem seperti itu, kapan kita bisa belajar tafsir? Aku meyakini untuk belajar tafsir kita harus berguru pada yang ahli, agar pemahaman kita tidak melenceng. Untuk belajar tafsir memang kita harus memiliki kemampuan untuk membaca Al Qur’an, dalam arti memahami huruf per huruf, kaidah penulisan dan penyambungan huruf serta semua tanda bacaan. Tetapi aku kira untuk berguru tafsir tidak harus kita sudah sempurna bacaan makhorijal huruf serta panjang pendeknya bacaan. Kalau syarat terakhir ini diterapkan trus kapan umat ini memahami isi kitab sucinya? Orang seperti kang Suto pun kali sampai mati tidak dapat kesempatan untuk berguru tafsir. Menurut pendapatku, di masjid-masjid, majelis ta’lim semestinya tidak memberikan syarat yang begitu berat seperti yang aku tulis di atas, agar umat ini dapat dengan paralel belajar memperbaiki bacaan Al Qur’an nya dan sekaligus berguru tafsir.

Tapi nanti dulu, siapa sih kang Suto yang aku sebut-sebut tadi? Sebelumnya aku jelaskan ya...judul postinganku kali ini aku ambil dari sub judul bukunya kang Mohamad Sobary (’Kang Sejo Melihat Tuhan’, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, cetakan kedua tahun 1993, halaman 55-57). Aku termasuk yang cocok dengan falsafah kang Mohamad Sobary dan suka membaca tulisan-tulisannya. Untuk lebih mengenal Kang Suto, sebaiknya aku tuliskan sebagian dari tulisan kang Mohammad Sobary di buku itu yang sub judulnya adalah ’Doa Kang Suto’ ya.....

.............................
Dalam suasana ketika tiap orang yakin tentang Tuhan, muncul Kang Suto, sopir bajaj, dengan jiwa gelisah. Sudah lama ia ingin salat. Tapi salat ada bacaan dan doanya. Dan dia tidak tahu. Diapun menemui pak ustad untuk minta bimbingan, setapak demi setapak.

Ustad Betawi itu memuji Kang Suto sebagai teladan. Karena, biarpun sudah tua, ia masih bersemangat belajar. Katanya, ”Menuntut ilmu wajib hukumnya, karena amal tanpa ilmu tak diterima. Repotnya malaikat yang mencatat ilmu kita cuma tahu bahasa Arab. Jadi wajib kita paham Quran agar amal kita tak sia-sia”.

Setelah pendahuluan yang bertele-tele, ngajipun dimulai. Alip, ba, ta dan seterusnya. Tapi di tingkat awal ini Kang Suto sudah keringat dingin. Digebukpun tak bakal ia bisa menirukan pak ustad. Di Sruweng, kampungnya, ’ain itu tidak ada. Adanya cuma ngain. Pokoknya kurang lebih, ngain.

Ain, Pak Suto,” kata Ustad Bentong bin H. Sabit.
Ngain,” kata Kang Suto.
” Ya kaga bisa nyang begini mah,” pikir ustad.

Itulah hari pertama dan terakhir pertemuan mereka yang runyem itu. Tapi Kang Suto tak putus asa. Dia cari guru ngaji lain. Nah, ketemu anak PGA. Langsung Kang Suto diajarinya Alfatika.

Al-kham-du...,” tuntun guru barunya.
Al-kam-du...” Kang Suto menirukan. Gurunya bilang, ”Salah.”
Alkhamdulillah...’” panjang sekalian pikir gurunya itu.
Lha kam ndu lilah...” Guru itu menarik napas. Dia merasa wajib meluruskan. Dia bilang, bahasa Arab tidak sembarangan. Salah bunyi lain arti. Bisa-bisa kita dosa karena mengubah arti Quran.

Kang Suto takut. ”Mau belajar malah cari dosa,” gerutunya.
Ia tahu, saya tak paham soal kitab, Tapi ia datang ke rumah, minta pandangan keagamaan saya.
”Begini Kang,” akhirnya saya menjawab. ”Kalau ada ustad yang bisa menerima ngain, teruskan ngaji. Kalau tidak, apa boleh buat. Salat saja sebisanya. Soal diterima tidaknya, urusan Tuhan. Lagi pula bukan bunyi yang penting. Kalau Tuhan mengutamakan ain, menolak ngain, orang Sruweng masuk neraka semua, dan surga isinya cuma Arab melulu.”

Kang Suto mengangguk-angguk.
Saya ceritakan kisah ketika Nabi Musa marah pada orang yang tak fasih berdoa. Beliau langsung ditegur Tuhan. ”Biarkan, Musa. Yang penting ketulusan hati, bukan kefasihan lidahnya.”

Sira guru nyong”, (kau guruku) katanya, gembira.
Sering kami lalu bicara agama dengan sudut pandang Jawa. Kami menggunakan sikap semeleh, berserah, pada Dia Yang Maha Welas dan Asih. Dan sayapun tak berkeberatan ia zikir, ”Arokmanirokim,” (Yang Pemurah, Pengasih).

Suatu malam, ketika Klender sudah lelap dalam tidurnya, kami salat di teras masjid yang sudah tutup, gelap dan sunyi. Ia membisikkan kegelisahannya pada Tuhan.
”Ya tuhan, adakah gunanya doa hamba yang tidak fasih ini. Salahkah hamba, duh Gusti, yang hati-Nya luas tanpa batas,,,,”
Air matanya lalu bercucuran. Tiba-tiba dalam penglihatannya, masjid gelap itu seperti mandi cahaya. Terang-benderang. Dan Kang Suto tak mau pulang. Ia sujud, sampai pagi.....
.............................................................
Jadi sekali lagi, menurut pendapatku, di masjid-masjid, majelis ta’lim semestinya tidak memberikan syarat yang begitu berat seperti yang aku tulis di atas, agar umat ini dapat dengan paralel belajar memperbaiki bacaan Al Qur’an nya dan sekaligus berguru tafsir. Dan para da’i / ustad semestinya memperbaiki metoda berdakwah/mengajar nya. Orang seperti Kang Suto semestinya tidak diajar dengan metoda yang sama dengan anak atau orang yang sudah melek huruf Arab dalam waktu yang lama......

Syair, Musik dan Semangat Juang

Tulisan ini jatah posting Rabu kemarin.....

Waktu Bung Karno melarang para pemuda Indonesia mendengar dan mendendangkan lagu-lagu yang menurut beliau digolongkan lagu ngak ngik ngok, aku masih terlalu kecil untuk memahami alasannya. Tapi seumurku sekarang aku jadi mengerti mengapa Presiden pertama kita itu menerapkan larangan itu. Menurutku, para pemuda seyogyanya mengasah dirinya dengan membiasakan dirinya dengan segala sesuatu yang memberi semangat juang tinggi. Dalam semua keadaan. Baik di kala sedang belajar, bekerja, gembira, jatuh cinta, sedang rindu pada kekasih atau bahkan sedang dirundung kesedihan.

Musik, lagu dan syairnya merupakan salah satu bentuk seni suara yang sangat cocok untuk mengasah dan mengekspresikan perasaan kita. Mendengar dan ikut mendendangkan lagu yang syairnya cocok dengan suasana hati kita akan sangat mengekpresikan perasaan kita. So what’s the point? The point is how such expression will influence our spirit. Sama-sama mengasah dan mengekpresikan perasaan, mengapa tidak kita pilih lagu-lagu yang tetap membangkitkan semangat kita? Di negara kita sekarang ini tidak ada batasan bagi para seniman musik untuk berekspresi (tidak seperti jaman bung Karno dulu). Lagu dengan syair dan nuansa musik apapun (asal tidak mengancam keutuhan NKRI) bisa dilaunching dan diapresiasi oleh publik. Dari satu sisi ini bagus karena tidak membatasi HAM untuk berekspresi dan memperoleh penghasilan dari situ. Di sisi lain, kita, para konsumen musik dan lagu itu yang harus pandai memilih agar menikmati hasil seni itu tidak membuat semangat juang kita melorot. Menurutku, terutama para pemudalah yang harus lebih mewaspadai hal ini. Mengapa? Ya karena para pemudalah yang harus selalu memiliki semangat juang tinggi, bukankah merekalah yang nantinya menentukan masa depan kita setelah masa orang seusia kita berakhir? Kalau mereka banyak memble apa jadinya nanti….?

Ada beberapa contoh lagu yang sering dinyanyikan anakku yang menurutku syair dan musiknya sangat memble dan tidak macho. Aku suka mengingatkan anakku untuk tidak menyukai lagu begituan. Habis kesannya kita begitu loyo, tidak berdaya dan tidak punya pengharapan banget. Di posting ini aku tidak mau menyebut judul lagu dan penyanyi atau grup bandnya. Tidak etis dan rasanya sesudah kasusnya mbak Prita, seyogyanya aku tidak menulis yang beresiko di blogku ini. Lebih baik aku berikan contoh lagu yang baik musik dan syairnya membangkitkan semangat kita, supaya anda sekalian menilai apa pendapatku ini benar (akan lebih baik seandainya anda tidak hanya membaca teks syairnya tetapi kenal lagu itu dong biar lebih yakin…..).

Ada lagu Titi DJ yang aku suka dari dulu, kalo gak salah judulnya ‘Demi Cita-Cita’….
…….
Terik matahari dan panasnya hari
menyengat diriku
Namun ku tetap melangkah dengan pasti
Walau sejuta duka atau prahara
Tak akan merubah tujuanku

Badai menggelegar atau halilintar
yang akan datang
Yakin ku tetap melawan
dengan pasti
Biar segala nista atau sengsara
Tak akan merubah hasrat diri
yang kutuju

Doa dan semangat juang diriku
Tak kan kenal lelah selalu
Segala daya dan upaya
Pantang menyerah dan frustasi
S'lalu memohon kepada Nya
Semuanya demi cita-citaku

Terik matahari dan hujan yang akan datang
Tapi ku tetap melawan dengan pasti
Biar segala duka atau prahara,
Tak akan mengubah hasrat diri yang kutuju

Doa dan semangat juang diriku
Tak kan kenal lelah selalu
Segala daya dan upaya
Pantang menyerah dan frustasi
Slalu memohon ke padaNya
Semuanya demi cita-citaku……

Atau lagu “Smile’ nya Nat King Cole. Meskipun musiknya bernuansa mellow tapi syairnya jauh dari cengeng dan memble…

Smile though your heart is aching
Smile even though it's breaking
When there are clouds in the sky, you'll get by
If you smile through your fear and sorrow
Smile and maybe tomorrow
You'll see the sun come shining through for you

Light up your face with gladness
Hide every trace of sadness
Although a tear may be ever so near
That's the time you must keep on trying
Smile, what's the use of crying?
You'll find that life is still worthwhile
If you just smile

Buat yang lagi gak beruntung di kisah cinta, mengekspresikan perasaan lewat lagunya almarhum Christ Kayhatu yang satu ini juga OK (judulnya Biarkan Saja), syairnya tetap memberi semangat dan musiknya rancak dan gembira, tidak memble….

Ini kali tiada lagi, hasrat hati tuk berlari
Menerjang rasa, mengejar cinta di hidup ini,
Anganku terbang melayang, berarak terjang gelombang
Meniti buih, bebas dan lepas, tiada peduli….
Tiada lagi waktuku yang tersisa tuk menggali duka,
Bertahun tlah berlalu,
Meninggalkan hampa dalam dada,
Aku bukanlah lagi aku seperti aku yang dahulu
Kusadari, kumengeri betapa jauh perjalanan
yang harus kutempuh dalam hidup ini
Kala kutegak berdiri, saat kumelangkah pasti
Angin berlari, menyongsong mentari, sejuk di hati
Biarlah semua resah, biarkan segala duka menghilang pergi
Biarkan musnah dan biarkan saja…….

Nah kalo kita mempertimbangkan sisi religius itu lebih baik lagi. Agama apapun rasanya mengajarkan kita untuk fight, berjuang sesuai ajaran agama itu. Lagu Bimbo berikut ini cocok untuk mengingatkan kita bahwa segala masalah, kegagalan, duka cita yang kita rasakan tidak membuat kita lupa akan tujuan hidup kita ini…..

Hidup bagaikan garis lurus
Tak akan kembali ke masa yang lalu
Hidup bukan bulatan bola
Yang tiada ujung dan tiada pangkal
Hidup ini melangkah terus
Semakin mendekat ke titik terakhir
Tiap langkah hilangkan jatah
Menikmati hidup nikmati dunia
Pesan Nabi, jangn takut mati
Meski kau sembunyi dia menghampiri
Takutlah pada kehidupan
Sesudah kau mati, renungkanlah itu

Nikmati hidup dengan cinta
Ingatkan diri saat untuk berpisah
Tegakkan shalat lima waktu
Dan ingatkan diri saat dishalatkan……

Postinganku ini kalau orang Jawa bilang hanya ‘ngudoroso’ alias berpendapat saja. Anda sekalian boleh menilai pendapatku subyektif, tapi siapa tau tulisanku ini dapat mengetuk hati dan menginspirasi para seniman musik dan lagu agar apapun jenis musiknya, apapun konteks syairnya, mereka lebih memilih syair dan merilis musik yang tetap memberi semangat juang untuk ke arah yang lebih baik……

William Arthur Ward quote

Tulisan ini mestinya aku post di blogku ini hari Selasa kemarin.

Ada salah satu dari William Arthur Ward quote yang sangat aku suka karena quote itu memang benar.

“We must be silent before we can listen.
We must listen before we can learn.
We must learn before we can prepare.
We must prepare before we can serve.
We must serve before we can lead.”

Ternyata sebelum kita dapat memimpin lebih dahulu kita harus melayani. Sebelum memimpin keluarga, kita harus melayani anggota keluarga kita dulu….. (have you?...). Sebelum menjadi pemimpin di masyarakat, harus kita tunjukkan bahwa kita mampu dan mau melayani kebutuhan masyarakat dulu……..

Ayo Mengenal Transporter Obat (4)

Seminggu kemarin, lagi-lagi aku gak sempet posting sekalipun. Padahal tabungan tulisan cukup banyak. Jadi pada hari Sabtu ini aku rapel dah.....

Ini jatah posting hari Senin kemarin. Seri ke 4 tentang Mengenal Transporter Obat ini akan kuisi dengan tulisan tentang Transporter yang Berperan pada proses Distribuai Obat.

Drug targeting (penyampaian obat ke sasaran obat) merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan aktivitas farmakologi dan untuk menurunkan efek samping obat. Bermacam-macam transporter obat yang terdapat di hati, ginjal dan organ lain dapat menjadi target atau sasaran yang menjanjikan untuk penghantaran obat.

Kasus yang terdokumentasikan dengan baik adalah Pravastatin. Pravastatin (suatu 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A dari inhibitor reduktase ) mengalami sirkulasi enterohepatik yang menyebabkan perpanjangan pemaparan pada hati yang menjadi organ sasaran pravastatin dan juga menyebabkan pengurangan efek samping yang merugikan pada jaringan perifer. Sirkulasi enterohepatik ini diperantarai oleh berbagai transporter obat, mulai dari absorpsi dari saluran cerna hingga transpor empedunya. Dari vena porta hepatik pravastatin diambil oleh protein keluarga OATP yang terdapat pada membran sinusoidal (basolateral). Setelah memberikan efek farmakologi pada hati pravastatin diekskresikan dalam empedu oleh MRP2 tanpa mengalami perubahan metabolik yang berarti. Fraksi obat yang dilepaskan ke dalam duodenum kemudian direabsorpsi melalui transpor aktif.Jadi transpor hati-empedu yang efisien oleh OATP dan MRP2 memegang peran penting dalam sirkulasi enterohepatik yang bertanggung jawab pada kadar signifikan pravastatin dalam hati.

Juga telah dibuktikan bahwa penyampaian ke sasaran pada obat antikanker dapat dicapai menggunakan transporter oligopeptida PEPT1 yang terdapat pada tumor. Beberapa sel kanker pada manusia menunjukkan aktivitas transpor oligopeptida. Telah diteliti penghantaran obat antikanker yang mempunyai struktur mirip peptida seperti bestatin (yang merupakan substrat dari PEPT1) . Sesudah pemberian bestatin secara intra vena pada tikus gundul yang diinokulasi dengan sel tumor, konsentrasi bestatin pada tumor yang proses transpornya melibatkan PEPT1 tersebut lebih besar dibandingkan tumor yang proses transpornya tidak melibatkan PEPT1. Selanjutnya pemberian dosis berulang secara oral oral menekan pertumbuhan tumor yang proses transpornya melibatkan PEPT1. Diperkirakan bestatin terdistribusi ke jaringan tumor melalui mekanisme yang khas.

NTCP adalah protein ‘kotransporter’ untuk ion Na+-asam empedu yang memperantarai pengambilan asam-asam empedu oleh hati. Karena NTCP secara eksklusif terdapat dalam membran sinusoidal hati, transporter ini dapat digunakan sebagai target dalam penghantaran obat ke organ hati. Menurut Dominguez et.al. melakukan ‘coupling’ obat-obat tertentu dengan rantai samping dari asam-asam empedu dapat digunakan sebagai strategi untuk penyampaian obat pada sel-sel tumor pada hati. Cisplatin-turunan ursodeoksicholat (Bamet-UD2) secara efisien ditranspor oleh NTCP. Konsentrasi Bamet-UD2 di dalam hati beberapa kali lebih tinggi daripada konsentrasi setelah pemberian cisplatin saja.

Strategi penyampaian ke sasaran (drug targeting strategy) harus memperhatikan keberadaan transporter-transporter pada organ sasaran dan organ-organ lain (yang bukan organ sasaran). Sangat penting untuk mendisain molekul obat yang transpornya dapat diperantarai oleh transporter khas yang ada pada organ sasaran.

This posting will be continued next Monday ya…..

Rabu, Maret 24, 2010

Life is like a blanket too short

A few days ago I found food for thought that very inspired me. Here, I share it with all of you…..

Life is half spent before we know it. It's what you do with your life counts. Life is not a sum of what we are, but what we yearn to be. Life is like a blanket too short. You pull it up and your toes rebel, you yank it down and your shoulders shiver, but cheerful folks manage to draw their knees up and pass a very comfortable night.

Ayo Mengenal Transporter Obat (3)


Sebagai lanjutan tulisanku Senin yang lalu, tulisanku hari ini adalah tentang Transporter yang Berperan pada Proses Absorpsi Obat.

Bermacam-macam transporter terdapat pada membran ‘brush-border’ sel epitel usus . Transporter-transporter tersebut terlibat pada proses absorpsi zat makanan, senyawa endogen dan obat. Transporter jenis influx yang ada di usus seperti PEPT1, ASBT, OATP-B, OATP-D, OATP-E (pada manusia) atau Oatp3 (pada tikus) akan membantu meningkatkan absorpsi.

PEPT1 memperantarai transport obat yang memiliki struktur mirip peptida seperti anti biotika betalaktam, inhibitor enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) dan senyawa mirip dipeptida yaitu bestatin (suatu obat anti kanker).

Disamping memperantarai senyawa mirip peptida, PEPT1 juga mentranspor valaciclovir, yaitu suatu prodrug berupa ester valil dari senyawa antivirus aciclovir. Meniru hal ini maka esterifikasi L-valil dari suatu obat yang absorpsinya sangat buruk dapat menjadi startegi yang berguna untuk meningkatkan ketersediaan hayati dan kemanjuran terapi obat tersebut.

Pada tikus Oatp3 terdapat pada bagian apikal membran ‘brush-border’ dari enterosit. Karena Oatp3 mentranspor taurokholat, Oatp3 ini diperkirakan memperantarai absorpsi asam-asam empedu.

Transporter primer aktif jenis efflux seperti P-gp, MRP2 atau BCRP terdapat pada membran ‘brush-border’ enterosit dan mengekskresikan obat-obat yang menjadi substratnya ke dalam lumen usus yang mengakibatkan pengurangan absorpsi yang signifikan pada obat-obat yang menjadi substratnya. Jadi sekresi aktif (oleh transporter efflux) obat yang sebelumnya sudah diabsorpsi ke dalam lumen usus dikenal sebagai faktor signifikan pada ketersediaan hayati obat-obat yang diberikan secara oral.

P-gp berperan pada pengurangan absorpsi bermacam-macam obat karena memiliki spesifisitas substrat yang luas. Kadar P-gp dalam usus berhubungan dengan AUC (luas di bawah kurva) sesudah pemberian digoxin (yang merupakan substrat dari P-gp pada manusia) secara oral. Dari hasil ini diperkirakan kadar P-gp dalam epitel dinding usus menentukan kadar dalam plasma dari digoxin yang diberikan secara oral.

BCRP adalah suatu protein yang resisten terhadap bermacam-macam obat (multidrug –resistance protein) yang merupakan anggota dari ABC Transporter (ATP Binding Cassette Transporter). BCRP yang merupakan transporter efflux berperan pada sekresi aktif Topotecan (yang merupakan substrat BCRP dan P-gp, jadi absorpsi Topotecan dibatasi oleh P-gp dan BCRP). Bila pada tikus yang mengalami defisiensi P-gp diberikan Topotecan dan GF120918 (suatu obat yang merupakan inhibitor BCRP dan P-gp) terbukti ketersediaan hayati Topotecan meningkat 6 kalinya, dibandingkan dengan tikus yang hanya diberi Topotecan saja.

Pada prinsipnya inhibisi transporter efflux di usus merupakan cara berguna untuk meningkatkan ketersediaan hayati obat yang dikonsumsi bersama-sama dengan inhibitor tersebut. Pada suatu penelitian sudah terbukti pemakaian vitamin K yang larut air (d--tocopheryl polyethileneglycol 1000 succinate = TPGS) meningkatkan absorpsi siklosporin pada sukarelawan sehat dan pada pasien yang menerima transplantasi hati.
Publikasi yang lain menunjukkan bahwa TPGS juga meningkatkan kelarutan amprenavir (suatu inhibitor protease pada HIV) dan menginhibisi sistem transpor efflux serta meningkatkan permeabilitas amprenavir (in vitro) melalui sel Caco-2 lapis tunggal.
Jadi secara keseluruhan TPGS meningkatkan absorpsi influx dari amprenavir dengan cara meningkatkan kelarutan dan permeabilitas membrannya. Peningkatan ini sangat nyata karena ketersediaan hayati kapsul amprenavir yang konvensional hampir mendekati nol.

Gambar di atas merupakan gambar Proses Transpor pada Proses Absorpsi di Usus. Gambar ini ada di publikasi Mizuno, N., Niwa, T.,Yotsumoto, Y., Sugiyama, Y., Impact of Drug Transporter Studies on Drug Discovery and Development, Pharmacol Rev 55:425-461, 2003, yang aslinya diambil dari artikel Buku Mr. Dhiren R. Thakker (Thakker, Dhiren R., Integration of ADME Studies in Drug Discovery: Past, Present anf Future, School of Pharmacy The University of North Carolina at Chapel Hill).

Udahan dulu ya…disambung Senin depan aja, nguantuk berat ni…..

Senin, Maret 15, 2010

Ayo Mengenal Transporter Obat (2)

Ini lanjutan tulisanku Senin, 15 Februari yang lalu ya…., sekali ini kita review dulu tentang Transpor Melalui Membran Sel.

Semua keperluan sel (yang berupa molekul atau ion) diperoleh dari lingkungan cairan ekstra sel sehingga terjadi lalu lintas molekul dan ion yang tanpa henti masuk dan keluar sel melalui membran plasma contoh pada glukosa, ion Na+ dan ion Ca2+.
Untuk sel eukaryotik ada transpor masuk dan keluar kompartemen intrasel yang dibatasi membran contoh transpor protein, mRNA, ionCa2+dan ATP.

Dua Masalah yang Harus Diperhatikan
Yang pertama adalah harus ada konsentrasi relatif (perbedaan konsententrasi). Molekul dan ion berdifusi secara spontan dari konsentrasi besar ke konsentrasi kecil (searah gradien konsentrasi). Bila bergerak melawan gradien konsentrasi maka diperlukan energi dan energi ini diperoleh dari hidrolisis ATP.

Masalah yang kedua adalah lapis ganda lemak pada membran bersifat ‘impermeable’ pada kebanyakan molekul dan ion yang esensial. Lapis ganda lemak ‘permeable’ untuk air, oksigen, CO2. Lapis ganda lemak ‘impermeable’ untuk :
** Ion-ion K+, Na+, Ca2+, Cl-, HCO3-.
** Molekul hidrofilik kecil seperti glukosa
** Makromolekul seperti protein dan RNA

Solusi Dua Masalah
Sel mengatasi masalah transpor ion dan molekul kecil melalui membrannya dengan cara:
1. Difusi Terfasilitasi
Protein transmembran membuat pori yang berisi air yang dapat
dilewati ion dan molekul hidrofil dengan cara difusi. Pori itu dapat
membuka dan menutup sesuai kebutuhan sel.

2. Transport Aktif
Protein Transmembran ( transporter) menggunakan energi ATP
untuk memaksa ion dan molekul yang kecil untuk dapat melalui
membran sel dengan cara melawan gradien konsentrasi.

Difusi Terfasilitasi untuk Ion
Pori trans membran yang dapat membuka dan menutup (=’channels’) disebut dalam keadaan ‘gated’, ada beberapa tipe ‘gated ion channels’ berdasarkan penyebab terbukanya ‘channels’.
1. Ligand-gated
Contoh Asetilkolin (sebagai ligan) berikatan pada synaps, ‘chanel’
membuka, ion Na+masuk, terjadi impuls saraf atau kontraksi otot.

2. Mechanically-Gated
Contoh gelombang suara melewati sel mirip cilia pada telinga
bagian dalam, menyebabkan ‘chanel’ terbuka sehingga terjadi
impuls saraf dan otak menginterpretasikan sebagai bunyi.

3. Voltage-gated
Contoh impuls yang lewat neuron menyebabkan tegangan /
voltage turun hal ini menyebabkan ion Na+ masuk ke
neuron dan impuls diteruskan.

4. Light-Gated
Difusi terfasilitasi untuk ion (anion atau kation ) ini yang sering
diperantarai oleh transporter jenis OAT dan atau OCT.

Difusi Terfasilitasi untuk Molekul
Protein transmembran membuat pori (yang selektif untuk molekul tertentu berdasarkan struktur proteinnya) yang dapat dilewati molekul secara difusi mengikuti gradien konsentrasi. Contoh membran plasma sel darah merah manusia mengandung protein transmembran membuat pori untuk memungkinkan difusi glukosa dari darah ke dalam sel.

Transpor Aktif
Memerlukan transporter dan energi (sumber energi dari hidrolisis ATP), ada dua jenis:
1. Transpor Aktif Langsung
Di sini transporter berikatan langsung dengan ATP menggunakan
Energi hasil hidrolisis ATP untuk transpor aktif.
Contoh:
-ATPase Na+/K+
-ATPase H+/K+
-ATPase Ca2+
-ABC Transporter yaitu transporter yang memiliki daerah ‘ligand-
Binding dan daerah ATP-binding, dikenal ada 48 gen ABC
Transporter.

2. Transpor Aktif tidak langsung
Difusi terfasilitasi untuk molekul kadang kala membebaskan
energi, energi ini dipakai oleh molekul lain untuk transpor aktif.
Contoh adalah transporter ion Na+ / glukosa. Protein transmembran
ini memungkinkan ion natrium dan glukosa memasuki sel secara
bersama-sama. Ion natrium mengikuti gradien konsentrasi
sedangkan molekul glukosa melawan gradien konsentrasi (transpor
aktif). Selanjutnya ion natrium dipompa keluar dari sel dengan
transpor aktif (ATP-ase Na+/K+).

Transporter efflux antara lain jenis MDR, MRP atau BCRP umumnya mencegah obat yang menjadi substratnya (obat yang transpornya dipengaruhi oleh transporter ini) melintasi membran sel tertentu dengan memaksa substratnya kembali (tidak jadi melintasi membran sel tersebut) dengan cara transpor aktif yang diperantarai oleh transporter efflux.

Udahan dulu ya…. Senin depan kita bahas Transporter obat yang Berperan pada Proses Absorpsi….