Sabtu, Desember 06, 2014

Angry....



If we are right, then there is no need to get angry. 
And if we are wrong, then we do not have any right to get angry.....
Remember Allah Azza wa Jalla guide us in QS 3:134
......wal kaadhimiinal ghaidha........

Jumat, Desember 05, 2014

Ma’rifatullah, Kunci Menjadi Diri yang Lebih Baik


Abis shubuhan nonton mimbar agama di TVRI, pengisinya adalah Bp Kol. (Laut) Kemal Syah. Ini aku share ceramah beliau yaaa...semoga bermanfaat.

Ma’rifatullah artinya mengenal Allah. Mengenal apanya? Mengenal yang bagaimana? Kalo kenal,  ngefek apa ke kita?

Cara kita mengenal dan efeknya dapat diilustrasikan pada persepsi 4 orang berikut ini terhadap seorang wanita bernama “Neneng”. Empat orang bernama Aa, Ii, Uu dan Udin diberi pertanyaan, ‘ apakah anda mengenal Neneng?’


Jawaban Si Aa:

Si Neneng tu kata orang badannya langsing, hidungnya mancung, rambutnya hitam panjang.

Jawaban si Aa itu menunjukkan dia hanya kenal nama, tapi tidak mengenal orangnya. Kenal model ini tidak memberi efek apapun terhadap si Aa.

Yang mengenal Allah hanya dari namanya tidak akan membawa efek apapun terhadap dirinya.



Jawaban si Ii:

Si Neneng? Ou itu yang murah senyum...

Jawaban si Ii ini menunjukkan dia hanya mengenal (sebagian) sifat si Neneng. Kenal model ini kadang berdampak baik (misal senang berdekatan dengan Neneng karena senyumnya membawa kegembiraan), kadang tak memberi dampak apa-apa.

Yang mengenal Allah dari sifatnya saja (wujud, qidam, baqa, mukhalafatulil hawaditsi, dst....) sudah membawa dampak yaitu orang itu kadang taat kepada Allah kadang juga tidak taat. Jadi tidak stabil ketaatannya.



Jawaban si Uu:

Ooo si Neneng? Iya kenal, wah sayur lodehnya enak banget, kopi buatannya juga kental dan nikmat....

Jawaban si Uu ini menunjukkan dia mengenal Neneng dan perbuatannya. Kenal model ini sudah banyak membawa dampak, misalnya si Uu akan rela ngopi dan makan sayur lodeh di warung Neneng meskipun harganya cukup mahal.

Yang mengenal perbuatan Allah (Yang Maha Pemurah, Pemaaf, Penerima taubat dll) biasanya akan lebih taat, lebih dekat kepada Allah dan lebih jauh dari maksiat.



Jawaban si Udin:

Neneng? Dia kan istri saya...Saya mengenalinya luar dalam. Meskipun mati lampu, saya tetap mengenalinya. Saya tidak perlu mengenali wajahnya untuk bisa berbahagia berbaring bersamanya.

Jawaban si Udin ini yang disebut dengan ma’rifatul dzat, mengenal dzat, mengenal dengan sesungguhnya. Dia tidak perlu cahaya untuk memandang rupa atau tubuh karena dia sudah mengenal semua bagian tubuh si Neneng.  Lebih jauh lagi dia tidak merasa perlu memandang wajah atau tubuh lagi karena berbaring bersama Neneng saja sudah membuatnya berbahagia.

Yang mengenal Allah dengan cara inilah yang kita harapkan. Mengenal Allah dengan cara ini akan membuat kita mencintai Allah, berbahagia dengan semua yang ditetapkan Allah kepada kita dan akan mengarahkan apa kita punya untuk Allah semata.



Ok, itu gambaran bagaimana mengenal Allah yang kita harapkan. Terus pertanyaannya bagaimana kita bisa sampai ke tahap mengenal Allah yang seperti itu?

Cara pertama.

Hadist mengatakan, Siapa mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya.

Diri kita adalah ciptaan Allah, dengan mengenal diri kita kita akan dapat mengenal Allah. Mengenal ciptaan Allah yang lainpun akan membawa kita mengenal Allah.  Jadi tafakurilah ciptaan Allah.



Cara kedua.

Renungilah sifat-sifat Allah.



Cara ketiga:

Perbanyaklah berdzikir mengingat Allah dan resapkan dalam hati. Perbanyaklah shalat berjama’ah, shalat sunnah dan shalat mutlak. Insya Allah bila itu kita lakukan dengan ketulusan hati, Allah SWT sendiri yang akan menuntun kita untuk lebih mengenal Dirinya.



Mengenal Allah dengan sebaik-baiknya akan menghantar kita menjadi manusia yang lebih baik dan menjadikan beribadah menjadi lebih nikmat terasa.....
 


Kamis, Desember 04, 2014

Di Atas Langit Ada Langit



Aku agak bingung mau kasi judul apa untuk postinganku hari ini. Sebetulnya aku mau cerita tentang superioritas, yang tidak pernah mutlak bagi semua makhluq di duni ini. Semua yang dianggap super atawa paling hebat tu ternyata selalu ada yang mengalahkan, menjatuhkan, meluluhlantakkan....apapun istilahnya. Karena blogku ini kupakai untuk sharing maka akan ku share tentang hilangnya keperkasaan kumbang koksi karena ulah penyengat parasit. Share ku kali ini kuambil dari artikel di Majalah National Geographic Indonesia, edisi November 2014, tentang Perenggut Sukma, Momok Bagi Makhluk di Alam Bebas, ditulis oleh Carl Zimmer, Foto oleh Anand Varma dan Novela Grafis oleh Matthew Twombly.
Bisa anda search di ...http://nationalgeographic.co.id/feature/2014/11/parasit-perenggut-sukma?kode=0120#
Begini artikelnya itu.....

Sungguh menakjubkan sekaligus menyedihkan, kumbang soksi menjadi mayat hidup..
Biasanya kumbang koksi (Coleomegilla maculata) merupakan predator yang rakus dan cerdas. Seekor kumbang ini dapat menyantap ribuan kutu daun selama masa hidupnya. Untuk mencari mangsa, kumbang ini pertama menggerak-gerakkan antenanya guna mendeteksi zat kimia yang dilepaskan tanaman saat diserang serangga herbivora. Setelah menemukan sumber sinyal tersebut, kumbang koksi menggunakan sensor lainnya untuk mencari molekul yang hanya dikeluarkan oleh kutu daun. Kemudian dia diam-diam mendekat dan menyergap, merobek sang kutu daun dengan rahangnya yang bergerigi.
Kumbang koksi juga memiliki perlindungan yang sangat ampuh terhadap sebagian besar musuhnya. Sayap perisainya yang berwarna merah totol hitam, sangat cantik di mata manusia, tetapi berfungsi peringatan bagi pemangsa: Jangan coba-coba! Apabila ada burung atau hewan lain yang mencoba menyerang, kumbang koksi mengeluarkan darah beracun dari sendi kakinya. Begitu merasakan darah pahit tersebut, penyerang akan memuntahkan kembali kumbang koksi itu. Akhirnya pemangsa mengenali sayap-luar merah totol hitam itu sebagai peringatan agar tidak diganggu.
Sebagai pemangsa yang terlindung dari pemangsa lain, kumbang koksi sepertinya memiliki kehidupan serangga yang sempurna –andai tidak ada penyengat yang suka bertelur dalam tubuhnya.
Salah satu penyengat tersebut, Dinocampus coccinellae , seukuran coklat tabur. Saat penyengat betina siap bertelur, dia hinggap di dekat kumbang koksi dan dengan cepat menusukkan sengatnya ke perut kumbang, memasukkan telur beserta campuran berbagai zat kimia ke tubuh korbannya. Setelah telur menetas, larva menyantap cairan yang ada dalam rongga tubuh inangnya.
Meskipun kumbang koksi digerogoti perlahan dar dalam, ia tetap melahap kutu daun dengan bersemangat. Namun gizi dari mangsa yang dicernanya kini dugunakan untuk pertumbuhan parasit dalam tubuhnya. Sekitar tiga minggu kemudian, larva penyengat telah siap untuk meni nggalkan inangnya dan bermetamorfosis menjadi hewan dewasa. Dia menggeruit keluar melalui celah rangka-luar sang kumbang.
Meskipun jasad sang kumbang sekarang telah bebas dari parasit tersebut, sukmanya masih tetap terkuasai. Sementara larva penyengat membungkus dirinya dengan kepompong sutra di bawah tubuhnya, kumbang koksi tersebut diam mematung.


Dari sudut pandang sang penyengat, ini anugerah yang luar biasa. Pupa penyengat D. coccinellae  yang sedang berubah di dalam kepompong tidak bisa membela diri. Dia mangsa empuk bagi ulat ulat lalat-jala dan serangga lainnya. Untung baginya, apabila salah satu predator lain mendekat, kumbang koksi akan mennggerak-gerakkan kakinya, mengusir sang penyerang. Singkat kata, dia menjadi centeng sang benalu. Dan dia terus memainkan peran ini selama seminggu, sampai sang penyengat dewasa melubangi kepompong dengan rahangnya, merangkak keluar dan terbang.

 
Barulah kemudian sebagian besar zombi kumbang koksi menemui ajalnya, setelah merampungkan pengabdiannya kepada parasit tersebut......
..............
Begitulah ....Subhanallah...Dari artikel tersebut kita bisa menilai dengan sudut pandang,  bahwa di atas langit ada langit. Selalu saja ada yang mengalahkan yang dianggap super. Dan tidakkah itu membuat kita berpikir, bahwa The Supreme nya tentunya adalah dalang dari semua action tersebut, Sang Khaliq kita, yang tidak ada yang lebih mengunggulinya.
Insya Allah, semoga sharing kali ini mengantar dan lebih mendekatkan kita pada The Supreme tersebut.....

Rabu, Desember 03, 2014

Tingkatan Manusia dalam Menyikapi Musibah



Sebagai muslim seharusnya kita meyakini bahwa semua musibah yang menimpa diri kita datangnya dari Allah SWT. Sudah jelas ajarannya bagaimana seharusnya kita menyikapi musibah.
Bergantung keadaan imannya, secara umum tingkatan manusia dalam menyikapi musibah yang menimpanya ada 4:
Yang pertama, manusia yang Bodoh
Tingkatan ini disebabkan oleh lemahnya hati, akal dan agama manusia yang bersangkutan.Manusia yang begini saat musibah menimpanya akan bereaksi hatinya menolak menerima musibah itu, mulutnya penuh dengan dampratan dan gestur (sikap badannya) pun mengingkari.

Yang kedua, manusia yang Sabar
Orang yang sabar itu hatinya masih menolak menerima cobaan atau musibah itu, tapi dia sudah lebih bisa menahan diri, mulutnya tidak mendamprat, gesturnya pun mengakui musibah itu datangnya dari Allah SWT, dan pasti ada hal-hal baik tersembunyi di balik musibah itu.

Yang ketiga, manusia yang Ridha
Orang yang ridha tingkatannya sudah lebih baik lagi. Hatinya menerima, mulut tidak memprotes (why me..? why me...?) dan gesturnya menerimanya sebagai cobaan atau ujian Illahi.

Yang keempat, manusia yang Bersyukur
Yang model ini adalah yang lahir batin bisa mengucap “Alhamdulillaah’  dalam segala situasi.

Itulah keempat maqom atau tingkatan manusia dalam menghadapi musibah. Meskipun belum bisa langsung ke tingkatan terakhir (syukur) seharusnya dari waktu ke waktu kita meningkat dari tingkatan bodoh, sabar, ridha hingga syukur. Insya Allaah.