Baru-baru ini aku membaca buku ‘Dialog dengan Para malaikat, Perspektif Sufi’, karangan Syaikh Muhammad Hisyam Karbani (Penerbit Hikmah, 2003). Ada tulisan yang menarik pada bab ‘ Urwah dan Malaikat Pelipur Lara’. Bagian itu aku share di sini ya…
Malaikat pelipur lara mengikuti malaikat duka lara. Begitu malaikat duka cita menyentuh hati seseorang dengan sayapnya, orang itu mulai menangis. Kesedihan merupakan penyakit jiwa dan merupakan ujian terberat yang Allah kirimkan kepada manusia untuk mengingatkan mereka agar mereke tidak mengejar-ngejar segala yang jasmaniah dan melupakan warisan kemalaikatan mereka. Para malaikat selalu mengingat Allah. Jika mereka berhenti, mereka dengan serta merta akan berhenti hidup. Demikian pula, manusia diperlukan untuk mengingat Yang Maha pencipta segala yang melingkupi mereka agar mereka hidup dalam kebahagiaan dan bersyukur.
Allah memerintahkan para malaikat untuk melayani mereka yang mengingatNya dan memerangi mereka yang melupakanNya. Ini bukan untuk menghukum mereka tapi untuk menolong dan membenarkan mereka. Ketika manusia menjadi lupa mengingat Allah dalam waktu yang panjang,karat bertambah di hatinya. Depresi mengendap dan melankoli menemukan rumah tetapnya. Inilah mengapa Nabi bersabda, ’Segala sesuatu ada semirnya, dan semir hati adalah zikir kepada Allah’.
Depresi adalah penyakit hati dan jiwa yang menjadi mungkin hanya melalui ketidakpedulian. Hati yang waspada menjaga kepercayaan, harapan dan iman (kepada Allah), gerbangnya akan dijaga oleh banyak malaikat pelindung. Mereka tidak akan mengijinkan kegelapan depresi dan keraguan untuk masuk. Hati manusia adalah harta yang berharga. Banyak pencuri yang bersembunyi di bayang-bayang sekelilingnya siap-siap merapok dan merampasnya. Bagaimanapun, jika pemilik harta itu kawan Allah, hati itu akan dilindungi. Para pelindungnya diberi makan dan dibayar dengan mata uang iman dan zikir. Jika tidak ada iman, tidak akan ada pelindung. Jika tidak ada zikir tidak akan ada gaji bagi para pelindung gerbang hati. Tanpa malaikat pelindung, pintu hati akan terbuka ke arah yang tidak diinginkan. Itulah mengapa Al Qur’an menekankan bahwa, ’Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,’ (QS Al Isra [17] : 70). Yang dimaksud dengan pemuliaan itu adalah harta benda yang Allah tanamkan ke dalam hati manusia. Malaikat akan mengajarkan pada manusia untuk tidak pernah dapat dibohongi atau diambil cahaya kemalaikatan yang tertanam dalam hati mereka.
................................
Tulisan ini mestinya diposting hari Kamis lalu, tapi karena tiap pulang kerja sudah capek banget, jadi baru Sabtu ini aku post......
Sabtu, Oktober 10, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar