Cerita ini terjadi sekitar tahun 1976, saat aku kelas 6 SD. Kelas 6 SD jaman dulu nggak sama dengan sekarang. Sekarang anak kelas 6 SD wajib merelakan waktu bermainnya untuk nyemplung bimbingan belajar di luar sekolah dan ikut pemantaban di sekolahnya. Walhasil hampir 4 hari dalam seminggu waktu pulang sekolahnya digunakan untuk belajar di 2 institusi itu (rata-rata) hingga jam setengah enam sore... Jadi anak kelas 6 SD tahun 1976 rasanya sama seperti anak kelas 3,4 atau 5 SD, maksudnya nggak ada kewajiban tambahan belajar seperti anak sekarang.
Begitulah, meskipun sudah kelas 6 aku masih sering bermain sepulang sekolah. Bersama gangku Erni (sekarang jadi notaris di Solo), Maulidati (lulusan jurusan filsafat yang tinggal di Yogya), Yana (denger-denger masih di Apotik Sani Farma, Solo) dan (almarhumah) Dumilah, tempat bermain favorit kami adalah di rumahnya Dumilah di keprabon (Jl. Ahmad Dahlan Solo), tepatnya di atas genting (bener2 di atas genting) dan memanjat pohon belimbing. Tapi lama kelamaan tempat itu jadi membosankan juga. Kalau sudah begitu kami akan bersepeda dan biasanya kami terus ke rumah Yana di kampung Sewu. Bosan di rumah Yana kami bersepeda lagi, entah ide siapa kami bersepeda ke Bank Bumi Daya yang tidak jauh dari rumah Yana.
Siang begitu panas, ketika kami sampai kami melihat kolam (air mancur) yang ada di halaman Bank Bumi Daya airnya penuh dan saat kami masukkan tangan kami, air itu begitu sejuk menyejukkan. Sekali lagi entah ide siapa, kami jadi pengin berenang di situ. Karena nggak mau pulang dengan baju basah maka diputuskan kami kembali ke rumah Yana, mengganti baju kami dengan baju Yana (aku ingat kami mengaduk-aduk lemari baju Yana untuk memilih baju yang cocok untuk kami) dan meninggalkan baju kami di rumah Yana. Kami ke bank Bumi Daya lagi dan tanpa malu kami berlima nyebur ke kolam yang ternyata dalamnya separo tubuh kami. Karena memang belum bisa berenang akhirnya kami hanya bermain air dan saling mencipratkan air ke badan teman-teman kami. Meskipun kami jadi bahan tertawaan para nasabah bank yang melewati kolam, kami tidak peduli. Kami baru mentas dari kolam ketika temen sekelas kami yang notabene adalah sepupu Yana yaitu Trias(Yudianto) datang dengan sepedanya dan ngakak memergoki kami mandi di situ. Karena malu, kami segera kabur dan kembali ke rumah Yana, mandi dan berganti baju kami sendiri selanjutnya pulang dengan bersepeda.
Kalau sekarang kuingat, meskipun airnya memang dingin menyegarkan. sebenarnya kolam itu berair hijau dan banyak lumutnya, jadi cukup menjijikkan. Aku nggak tau mengapa kami tidak jijik saat itu. Yang aku rasa hanya seneng sekali bermain dengan ke4 teman akrabku itu. Hingga saat ini mengenangnya saja membuatku bahagia dan senang. Untuk Erni, Maulidati dan Yana di manapun kalian berada, aku doakan kalin bertiga selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT, sedang untuk temanku almarhumah Retna Dumilah, semoga Allah SWT menerima semua amal dan islammu, mengampuni semua dosamu dan memberimu sebaik-baik tempat di sisiNya.
Teman2 kalau kebetulan kalian membaca blogku ini, tolong kontak aku ya....
Rabu, Agustus 05, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar