Senin, Juni 29, 2009

TDDS (1) Keuntungan dan Kerugiannya

TDDS merupakan singkatan dari Transdermal Drug Delivery System, yaitu suatu sistem penyampaian obat (jadi tidak sekedar bentuk sediaan obat) melalui kulit.

TDDS dikembangkan dengan tujuan pengobatan sistemik melalui kontak pada permukaan kulit. Contoh pengembangannya adalah Scopolamine-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ yang digunakan untuk perawatan profilaksis atau motion-induced nausea, kemudian diikuti dengan pemasaran Nitroglyserin-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ yang sukses dan Isosorbide Dinitrate-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ untuk perawatan angina pectoris, Clonidine-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ (Catapres®) untuk terapi hipertensi, Estradiol-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ (Estraderm®) untuk perawatan sindrom postmenopause, serta Fentanyl-releasing ’Transdermal Drug Delivery System’ (Duragesic®) untuk perawatan analgesik pada penderita kanker.

Keuntungan TDDS:
• Tidak terjadi gangguan seperti absorpsi gastrointestinal (adanya cairan gastrointestinal yang asam, gerakan peristaltik, kecepatan pengosongan lambung)
• First Pass Effect di hati dapat dihindari sehingga dapat meminimalkan dosis obat
• Cocok pada obat yang mempunyai karakteristik mempunyai indeks terapi sempit, memiliki waktu paruh eliminasi yang pendek dan poor oral absorption
• Pengontrolan kadar obat dalam plasma dapat diprediksi dan terpercaya
• Dapat meningkatkan kenyamanan penggunaan obat pada pasien
• Penghentian terapi dapat dilakukan jika diinginkan
• Kadar obat efektif dalam plasma dapat dipertahankan selama 1-7 hari

Kerugian TDDS:
• Tidak dapat digunakan untuk obat yang memerlukan dosis tinggi
• Tidak dapat menggunakan obat dengan molekul yang besar
• Penggunaan obat dapat menyebabkan iritasi atau alergi
• ’Extensive metabolism in skin’

Yang harus dipertimbangan pada pembuatan TDDS:
• Permeabilitas obat terhadap kulit terbatas
• Hanya dipergunakan untuk obat dengan dosis rendah
• Ada kemungkinan untuk terjadi reaksi iritasi dan hipersensitifitas
• Adanya variasi/perbedaan permeabilitas kulit
• Tingginya harga produksi
• Sifat fisikokimia obat yang harus dipertimbangkan:
• Titik didih bahan aktif harus < 200 oC
• Obat tidak menstimulasi reaksi imun pada kulit
• Adanya hambatan farmakokinetik dan farmakodinamik
• Obat harus memberikan sifat adhesi yang cukup pada kulit


Disarikan dari berbagai sumber antara lain:
http://www.aapspharmaceutica.com/inside/discussion_groups/socal/imagespdfs/Gochnour.pdf

Sabtu, Juni 27, 2009

Your Questioning Eyes

Your questioning eyes are sad.
They seek to know my meaning as the moon would fathom the sea.
I have bared my life before your eyes from end to end,
with nothing hidden or held back.
That is why you know me not.
If it were only a gem,
I could break it into a hundred pieces
and string them into a chain to put on your neck.
If it were only a flower, round and small and sweet,
I could pluck it from its stem to set it in your hair.
But it is a heart, my beloved.
Where are its shores and its bottom?
You know not the limits of this kingdom, still you are its king.
If it were only a moment of pleasure
it would flower in an easy smile,
and you could see it and read it in a moment.
If it were merely a pain it would melt in limpid tears,
reflecting its inmost secret without a word.
But it is love, my beloved.
Its pleasure and pain are boundless,
and endless its wants and wealth.
It is as near to you as your life,
But you can never wholly know it.


(By:Rabindranath Tagore)

…..it was all about you…..

Jumat, Juni 26, 2009

Tempat yang Diberkati

Ini hari Jum'at, aku mau posting yang sifatnya religius. Nabi Nuh as sering berdoa pada Allah mohon diberikan tempat yang diberkatiNya. Doa Nabi Nuh ini merupakan salah satu doa favoritku (maksudnya sering kupanjatkan gitu...). Doa ini tertulis di Al Qur'an (QS Al Mu'minun, 23:29) yang berbunyi:
Rabbi anzilnii munzalan mubaarakah wa anta khairummunziliin.....
Ya Tuhanku, turunkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkaulah sebaik-baik yang memberi tempat......
Dulu waktu berhaji di akhir tahun 2005, saat thawaf bersama Herlan dan aku terjepit di antara ribuan jamaah yang sedang berthawaf selalu kupanjatkan doa ini berkali-kali, sampai akhirnya aku merasa dapat thawaf dengan lapang meskipun kenyataannya aku berada di tengah lautan manusia yang bergerak dan tidak sedikit yang pada saling mendorong.....
Doa ini sering kubaca dalam berbagai kesempatan, mau naik pesawat, mau sidang S2, kalo suami dapat isu mau pindah lokasi kerja, dll...... Berdoa itu seperti berserah diri, dan ini kalau kita yakini ternyata memberi efek menenangkan....

Kamis, Juni 25, 2009

Puisi Cinta Rabiah Al Adawiyah

Ini hari Kamis, harinya aku menulis tentang Art, Literary dan Film. Hari ini aku akan menulis tentang puisi yang dibuat oleh sufi wanita, Rabiah Al Adawiyah atau Rabiah Basri atau lebih dikenal sebagai Rabiah Al Adawiyah Al Bashriyah, lahir pada tahun 713 M di Basrah (Irak), dari keluarga yang hina dina, dan wafat tahun 801 M. Beliau lebih dikenal sebagai seorang pendiri ‘agama cinta’ (mahabbah) dan ia pun dikenang sebagai ‘ibu para Sufi besar’ (The Mother of the Grand Master).

Rabiah Al Adawiyah adalah seorang mistisi yang sangat tinggi derajatnya dan tergolong kelompok sufi periode awal. Ia memperkaya literatur Islam dengan kisah-kisah pengalaman mistiknya dalam sajak-sajak berkualitas tinggi.

Salah satu nasehat Rabiah yang terkenal seperti pada kisah berikut ini. Pada suatu hari seorang lelaki datang kepada Rabiah dan bertanya, “Saya ini telah banyak melakukan dosa. Maksiat saya bertimbun melebihi gunung-gunung. Andaikata saya bertobat, apakah Allah akan menerima tobat saya?” “Tidak,” jawab Rabiah dengan suara tegas. Pada kali yang lain seorang lelaki datang pula kepadanya. Lelaki itu berkata, “Seandainya tiap butir pasir itu adalah dosa, maka seluas gurunlah tebaran dosa saya. Maksiat apa saja telah saya lakukan, baik yang kecil maupun yang besar. Tetapi sekarang saya sudah menjalani tobat. Apakah Tuhan menerima tobat saya?” “Pasti,” jawab Rabiah tak kalah tegas. Lalu ia menjelaskan, “Kalau Tuhan tidak berkenan menerima tobat seorang hamba, apakah mungkin hamba itu tergerak menjalani tobat? Untuk berhenti dari dosa, jangan simpan kata “akan” atau “andaikata” sebab hal itu akan merusak ketulusan niatmu.”

Berikut ini adalah beberapa puisi cinta Rabiah Al Adawiyah kepada satu-satunya kekasihnya yaitu Tuhannya, yang aku peroleh dari berbagai sumber (http://pejalan-cahaya.blogspot.com, http://www.sufinews.com, http://irdy74.multiply.com, http://www.oaseislam.com)



O Lord…
Once I wanted You so much
I didn’t even dare walk past Your house
And now
I am not even worthy to be let in
With my Beloved I alone have been,
When secrets tenderer than evening airs
Passed, and the Vision blest
Was granted to my prayers,
That crowned me, else obscure, with endless fame;
The while amazed between
His Beauty and His Majesty
I stood in silent ecstasy
Revealing that which o’er my spirit went and came.
Lo, in His face commingled
Is every charm and grace;
The whole of Beauty singled
Into a perfect face
Beholding Him would cry,
‘There is no God but He, and He is the most High.’
Let me hide in You
From everything that distracts me from You,
From everything that comes in my way
When I want to run to You.

Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup
Tuhanku, demikian malampun berlalu
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku Kau Terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mua
Inilah yang akan selalu ku lakukan
Selama Kau Beri aku kehidupan
Demi kemanusiaan-Mu,
Andai Kau Usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu


Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku


Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku

Rabu, Juni 24, 2009

Bukti Peninggalan Kaum Ad

Al Qur’an menuliskan bahwa kepada kaum Ad, Allah telah mengirimkan nabi Hud untuk memberi peringatan (QS 11:50). Beberapa catatan dalam Al Qur’an tentang kisah kaum Ad dan nabi Hud adalah:
1. Kaum Ad tinggal di padang pasir atau Al Ahqaf (QS 46:21). Menurut para sejarawan kawasan itu berada di antara Yaman dan Oman.
2. Kaum Ad memiliki kebun, hewan ternak dan mata air (QS 26:132-134).
3. Kaum Ad membangun kota besar bernama Iram yang mempunyai istana megah bertiang besar yang tidak pernah dibangun suatu kota seperti itu (QS 89:6-8, QS 26:128-129)
4. Kaum Ad yang mendustakan Hud dan tetap menyembah berhala dan mengingkari semua nikmat Allah diazab Allah dengan angin kencang disertai tanah liat yang mengubur kota dan seluruh kebudayaan mereka (QS 41:16)

Pada awal tahun 1990, koran-koran memberitakan tentang penemuan kota khayalan Arab yang hilang, di bagian selatan semenanjung Arabia yang meliputi Yaman dan Oman. Seorang ahli kepurbakalaan, Nicholas Clapp yang menemukannya. Kronologi penemuan itu adalah:
1. Buku Arabia Felix karya peneliti Betram Thomas menyebutkan adanya informasi sebuah kota kuno bernama Ubar di kawasan selatan semenanjung Arabia
2. Clapp meminta izin pada NASA untuk memperoleh gambar tempat itu dari satelit.
3. Clapp melakukan kajian manuskrip dan peta kuno di perpustakaan Huntington,California. Dia menemukan peta yang ditulis oleh Ptolemy, ahli geografi Yunani yang tinggal di Mesir pada 200 M, yang menjelaskan jalan yang mengarah ke kota kuno yang dicari tersebut.
Dari foto satelit dan kajian peta yang ternyata saling menguatkan bukti adanya kota kuno itu akhirnya dilakukan penggalian dan terungkaplah peninggalan kota kuno yang dikenal dengan istilah ’Dongeng Pasir Ubar’.

Terus apa bukti bahwa kota Ubar itu adalah kota kaum Ad yang disebut dalam Al Qur’an? Buktinya adalah:
1. Dr. Zarins, anggota peneliti mengatakan tiang-tiang yang ada di kota Ubar merupakan tanda istimewa bagi kota Ubar, kotanya berbentuk bundar dan serambinya bertiang bulat. Padahal kota-kota lain di Yaman yang bisa diungkap hingga sekarang bangunannya bertiang segi empat. Hal ini merujuk pada QS 89:6-8, bahwa kaum Ad membangun kota besar bernama Iram yang mempunyai istana megah bertiang besar yang tidak pernah dibangun suatu kota seperti itu..
2. Data sejarah mengungkapkan daerah penemuan itu mengalami perubahan iklim yang mengubahnya menjadi padang pasir, padahal sebelumnya daerah itu merupakan daerah yang subur dan produktif. Citra satelit NASA juga mengungkap adanya sistem bendungan dan dam kuno yang dipergunakan untuk irigasi. Ini menunjukkan bahwa daerah tersebut memang semula merupakan daerah subur, yang memungkinkan hewan ternak dapat hidup. Ini sesuai dengan QS :26:132-134, bahwa kaum Ad memiliki kebun, hewan ternak dan mata air
3. Majalah Perancis A M’interesse menyebutkan bahwa kota Ubar atau Iram mengalami angin disertai pasir yang mengerikan yang menyebabkan kota ini tertimbun pasir yang ketebalannya mencapai 12 meter. Ini sesuai dengan QS 41:16, bahwa kaum Ad diazab Allah dengan angin kencang.

Sekali lagi, apa yang disebutkan dalam Al Qur’an selalu terbukti kebenarannya. Semoga kita semua menjadi orang berpikir dan tidak akan pernah meragukan kebenaran Al Qu’an serta memiliki kekuatan untuk mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya. Amin.

O ya, artikel di atas aku sarikan dari buku Ensiklopedia Mukjizat Al Qu’an dan Hadis: Buku 1 Kemukjizatan Fakta Sejarah, diterbitkan oleh PT Sapta Sentosa.

Mommy, how can we get down?

This story happened in August 1993. I and my daughter, Lia, were on our way to Jakarta after visiting my husband in Muenchen for a month. At first we flied with the Luftansa jet to transit in Heathrow Airport, London. On those short flight, my daughter Lia, 2 years 4 months at that time, fell asleep. After 2 hours in Heathrow then we went home by British Airways aeroplane. The steward gave Lia crayon, coloring and story books and dolls. For more than 10 hours flying we slept, ate, read, played, sang, etc. Lia enjoyed her time so much. Lia was awake when the captain announced that we had been above Malaysia. The plane altitude was reduced and the air was clear. From the window of the plane I could see the sea. I grabbed her and put her on my lap, look out the window honey, yau can see the sea below. She started to look out. Is that a ship below?, she asked. I replied, yes that is a big ship, as we look from high above it looks like a litlle one. Still looking out of the window, she was silent. But then she started sobbing. Mommy, how can we get down? What’s wrong honey? The pilot will bring us down. Slowly. Remember what mommy said if you are walking down the stairs? Step by step and slowly. So did Mr. Pilot. She was silent for a moment and then cried louder, mommy I want to get down, I don’t want to be up here. Ssshh, be quiet honey, other passengers are asleep. Why do you want to get down? Are you afraid? She nodded. Don’t be afraid, we just like walking down the stairs, it’s not our legs who lead us but Mr. Pilot is. He will bring us down slowly and carefully. OK, now mommy will shut the window and what do you want to do now, do you want to color your book? No. Play the dolls? No. Do you want mommy read a story for you? No. She sat on my lap and hugged me tightly for the rest of the flight…….

Tulisan ini mestinya aku post kemarin (Selasa, jatah nulis tentang Family), tapi karena sibuk baru bisa aku post hari ini... Lumayan masih bisa sedikit berdisiplin untuk menulis...

Sabtu, Juni 20, 2009

As I lay With Head In Your Lap, Camerado

As I lay with my head in your lap, Camerado,
The confession I made I resume--what I said to you in the open air I
resume:
I know I am restless, and make others so;
I know my words are weapons, full of danger, full of death;
(Indeed I am myself the real soldier;
It is not he, there, with his bayonet, and not the red-striped
artilleryman;)
For I confront peace, security, and all the settled laws, to unsettle
them;
I am more resolute because all have denied me, than I could ever have
been had all accepted me;
I heed not, and have never heeded, either experience, cautions,
majorities, nor ridicule;
And the threat of what is call'd hell is little or nothing to me;
And the lure of what is call'd heaven is little or nothing to me;
...Dear camerado! You have urged me onward with you,
And still urge me,
without the least idea what is our destination,
Or whether we shall be victorious,
or utterly quell'd and defeated.


(By: Walt Whitman)


What had been written by Whitman, really do represent what I feel right now….

Jumat, Juni 19, 2009

Induk Istighfar

Pernah dengar tentang induk istighfar? Aku pertama kali membacanya di buku ’Doa ajaran para rasul, kumpulan doa berdasarkan hadist beserta uraiannya’, karangan Anis Masykhur (Mizan, 2003). Begitu membacanya aku jadi tau, itu bacaan yang selalu dibaca ibu-ibu majelis ta’lim di masjid At Taqwa Jalan Kebumen Antapani, Bandung, tempat aku pernah tinggal dulu. Bacaannya begini:

Allaahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta khalaqtani wa anaa ’abduka wa anaa’alaa ’ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu abuu’u laka bini’matika’alayya wa abuu’ulaka bidzanbi faghfirlii fainnahuu laa yaghfiru-dzdzunuuba illa anta

Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tak ada yang patut disembah selain Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku dan akulah hamba-Mu. Akan kutepati janjiku (kepada-Mu) dengan seluruh kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan-kejahatan yang telah kuperbuat. Aku mengakui di hadapan-Mu anugerah yang Engkau limpahkan kepadaku. Dan kuakui dosa-dosaku. Ampunilah dosa-dosaku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku selain Engkau.

Dalam buku Anis Maskhur tersebut dikatakan bahwa doa di atas diriwayatkan oleh Sadat bin Aus yang meriwayatkan langsung dari Nabi Saw dan ditakhrij oleh Imam Bukhari. Nabi Saw mengatakan bahwa doa di atas adalah seutama-utamanya doa untuk memohon ampunan Allah (sayyid al-istighfar). Dikatakan sayyid , menurut Al-Thibi, karena mencakup makna secara global tentang tobat, berisi segala kebutuhan dan mengandung segala persoalan. Oleh karena itu bila seseorang membaca doa ini dengan keteguhan iman di waktu pagi hari, lalu meninggal dunia menjelang malam, maka ia akan menjadi penghuni surga. Begitu pula bila ia membaca pada malam hari dan meninggal sebelum datangnya siang maka ia juga akan menjadi penghuni surga. Bahkan dalam riwayat Utsman bin Rabi’ah disebutkan secara tegas ’....wajib baginya masuk surga....’.

Aku sudah mengamalkan bacaan ini di pagi dan malam hari. Gimana, barangkali anda sekalian juga pengin mencoba mengamalkannya....?

The Curious Case of Benjamin Button

Ini hari Kamis, dan aku pengin mengulas film yang belum lama ini aku tonton DVD nya, yaitu The Curious Case Of Benjamin Button.

Film ini disutradari oleh David Fincher. Bintang utama film ini adalah Brad Pitt dan Cate Blanchett. Kisah film ini agak nyleneh karena merupakan anomali dari keadaan umum yang berlaku dan malah seperti melawan takdir. Ini karena pada umumnya orang terlahir dengan fisik bayi, menjadi kanak2, remaja, dewasa, tua dan mati. Pada film ini Benjamin Button lahir dengan fisik kakek umur 85 tahun, dan semakin ‘tua umurnya’ (di dunia) fisiknya menjadi semakin muda dan akhirnya mati dalam fisik seorang bayi…

Film ini merupakan kisah kehidupan yang tragis dan menyentuh hati. Ceritanya merupakan kilas balik. Diawali oleh Daisy yang lagi sekarat di rumah sakit New Orleans, meminta putrinya, Caroline (diperankan oleh Julia Ormond), untuk membacakan buku harian Benjamin.

Benjamin lahir pada tahun 1918, ibunya meninggal saat melahirkannya. Karena fisiknya yang mengerikan seperti orang tua 85 tahun, ayah Benjamin menelantarkannya dan membuangnya di depan pintu sebuah panti jompo. Queeny, wanita yang bekerja di panti jompo lalu mengadopsinya. Benjamin tumbuh di lingkungan para lansia. Meskipun usianya masih muda, fisik Benjamin tidak jauh berbeda dengan para lansia di panti jompo tersebut.
Di tempat itulah dia berkenalan dengan Daisy, gadis kecil yang menjenguk neneknya di panti jompo itu. Saat berkenalan Daisy berumur 8 tahun sedangkan Benjamin muda terbungkus dalam fisik laki-laki 70 tahun. Bertahun-tahun kemudian mereka tetap saling berkontak, akhirnya jatuh cinta dan memutuskan menikah dan memiliki seorang puteri. Tragisnya adalah Benjamin melihat istrinya bertambah tua sedangkan dia menjadi semakin muda fisiknya. Akhirnya dia memutuskan meninggalkan istri dan anaknya yang masih bayi. Waktu berselang, Daisypun menikah lagi.
Suatu ketika Daisy yang sudah tengah baya memperoleh kabar dari sebuah panti asuhan yang memintanya datang ke panti tersebut dan menengok seorang anak, yang ternyata adalah Benjamin. Sejak saat itu, Daisy rajin menyambangi panti asuhan itu, merawat Benjamin yang fisiknya makin berubah seperti bayi hingga ’bayi’ Benjamin, mati di pelukannya.
Endingnya buku harian selesai dibaca, Caroline menyadari kalau Benjamin adalah ayahnya, dan Daisy yang sekarat meninggal....
Brat Pitt main bagus di film itu. Berkat make up dan efek khusus, dia bisa memerankan Benjamin dari umur 85 hingga 13 tahun.

Studio: Paramount (165 menit)

Selasa, Juni 16, 2009

Mudik…Mudik…

Dulu ada teman pernah bilang padaku, ‘ngapain sih mudik hari gini? Macet dan tidak praktis, mentalmu kok masih kayak pembokat saja….’. Temanku ini orang Jawa Tengah juga, dia merantau juga, dia juga suka mudik (alias pulang kampung), tapi nggak pas dalam suasana idul fitri seperti kebanyakan saatnya orang mudik.

Meskipun tidak terlalu terpengaruh, aku pernah juga berpikir untuk tidak mudik, Itu terjadi saat anak-anakku masih kecil. Kalau mudik meskipun pakai kendaraan sendiri, kalau jalanan macet mereka suka rewel di jalan. Tapi sejauh ini tiap idul fitri kami sekeluarga selalu mudik ke Solo. Rasanya selama aku berumah tangga hanya sekali atau dua kali aku tidak mudik, pertama saat aku hamil tua anak pertamaku di Palembang, tahun 1991. Anak pertamaku lahir pas di hari lebaran itu. Yang kedua kalau tidak salah pas kami di Makasar. Anak-anak (Lia dan Akbar) masih kecil, harga tiket pesawat melonjak dan kami tidak cukup dana untuk mudik. Sisanya, kami sekeluarga selalu mudik, seperti lebaran kemarin itu.

Lebaran dan mudik sejujurnya selalu membawa suasana yang menyenangkan bagiku. Kalau kucari apa sebabnya ternyata yang terutama adalah kumpul dengan keluarga besar membuatku merasa hangat. Aku memang berasal dari keluarga besar, kami 8 bersaudara. Suamiku 5 bersaudara. Keluarga kami memiliki latar belakang yang tidak jauh berbeda, kami sama-sama berasal dari keluarga yang hubungan kekeluargaannya akrab dan hangat. Karena saudara-saudara kami tidak lagi berada dalam satu kota, saat mudik itulah kami berkumpul kembali. Itu yang membuat kita kangen. Dari tahun ke tahun, anggota keluarga kita selalu bertambah. Anak, keponakan bertambah jumlah atau besarnya. Rumah orang tuaku atau rumah mertuaku rasanya semakin lama semakin tidak cukup menampung kami semua saat kami semua mudik ke Solo. Kalau dulu tiap malam semua kamar tidur terisi, sekarang tidak cuma kamar tidur, tapi sofa di ruang tamu, musholla, karpet di depan TV, semua sudah ada yang mem-booking untuk tidur nyenyak malam itu.

Tidak sekedar pembagian tempat tidur, pembagian tugas memasak dan mencuci piring pun harus dilakukan. Biasanya kalau kami ber 8 mudik semua, adik bungsuku yang membagi tugas. Misalnya hari ke1 tugas kakak ke 1 dan kakak ke 2 yang harus menyediakan makan selama sehari itu. Selanjutnya digilir keluargaku atau adik-adikku yang lain. Untuk mencuci piring sama saja pembagian tugasnya, bila hari ini kebagian menyiapkan makan, tentu saja tidak kebagian jatah mencuci piring. Semua pembagian itu dilakukan agar tidak merepotkan kedua orang tuaku yang sudah sepuh. Soal cuci mencuci baju, itu urusan tiap keluarga masing-masing. Tinggal booking mesin cuci saja, asal nganggur mesin cuci bisa dipakai. Kadang aku berpikir, alangkah kasihan mesin cuci keluarga kami yang sudah tua. Di saat kami mudik semuanya dia harus bekerja tanpa henti, Kalau bisa mengeluh, dia pasti mengeluh deh....

Punya keluarga besar memang menyenangkan dan fenomenal. Di saat mudik bareng begitu, kalau kita pesen makanan di restoran pasti jumlah besar. Kalau nonton film pun harus pesen tiket dulu. Lebaran kemarin kita nonton film ’Laskar Pelangi’ bareng-bareng. Tiket harus pesen dulu karena kita nonton ber-17 orang. Kebayang kan hebohnya...

Makin ke sini, aku dan Herlan telah menemukan urgensi mudik di hari lebaran yang sesungguhnya. Aku ingin melihat binar mata bahagia dari keempat orang tua kami saat kami semua berkumpul. Dulu aku tak pernah bisa membedakan binar mata itu. Sekarang aku tahu, saat kami semua (hampir semua) berkumpul di hari lebaran, binar mata bahagia itu selalu terlihat di mata kedua orang tuaku dan kedua mertuaku. Wajah mereka juga terlihat cerah dan mereka banyak tersenyum. Mereka seperti lupa dengan segala masalah yang ada, penyakit tua yang sering berjangkit dan kekurangan fisik yang mereka derita. Menyadari hal ini seringkali membuatku terharu. Semoga dengan niat ingin membahagiakan keempat orang tua kami ini, Allah memberi kami sekeluarga kesempatan dan kemudahan untuk tetap bisa mudik ke Solo lebaran tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya...

Asiklovir dan GRDF (Gastro Retentive Dosage Form)

Seharusnya artikel ini aku posting di hari Senin kemarin, tapi karena aku sibuk ke sana kemari, baru hari Selasa ini aku posting……

Asiklovir dan GRDF (Gastro Retentive Dosage Form)


Anda sekalian yang berkutat di bidang farmasi pasti mengenal Asiklovir. Asiklovir ini merupakan senyawa turunan guanin yang merupakan obat opilihan pada infeksi berat herpes simpleks dan varizella zoster.

Asikovir hanya larut pada pH asam (pKa 2,27), dan memiliki absorpsi yang terbatas pada duodenum dan jejunum . Bentuk sediaan konvensional yang mengandung asiklovir dengan pelepasan segera dalam waktu singkat akan melewati segmen duodenum dan jejunum yang relatif pendek. Setelah melewati daerah absorpsi ini asiklovir menjadi tidak efektif untuk terapi karena tidak diabsorpsi lagi. Data waktu paruh eliminasinya relatif singkat yaitu rata-rata 2,9 jam. Ketersediaan hayati obat ini pada pemberian secara oral rata-rata hanya 20%. Oleh karena itu agar kadar obat di dalam darah mencukupi untuk menimbulkan efek terapi diperlukan frekuensi pemberian yang cukup tinggi yaitu 4-5 kali 200 atau 400 mg .

Dengan fakta-fakta seperti yang tertulis di atas, dan adanya bukti penelitian bahwa adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsi asiklovir dan efek sampingnya pada pemberian oral yang pada umumnya dapat ditoleransi, menjadikan asiklovir kandidat yang cocok untuk diformulasikan menjadi GRDF (Gastro Retentive Dosage Form ) yaitu sediaan obat yang dibuat bertahan lama berada di dalam lambung. Dengan bertahan lama di lambung dan melepaskan asaiklovir secara sinambung dan terkendali dalam waktu yang lama diharapkan akan menyalurkan asiklovir juga dalam waktu yang diperpanjang ke dalam duodenum dan jejunum yang merupakan daerah absorpsinya sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan hayatinya dan mengurangi frekuensi pemberiannya.

Untuk membuat GRDF dapat dibuat bentuk sediaan yang mengapung dan bertahan lama di dalam lambung atau dibuat bentuk sediaan mucoadesif. Lain waktu akan aku tulis tentang sediaan mengapung dalam lambung dan sediaan mucoadesif…

Sabtu, Juni 13, 2009

Leave Me, My Blamer

What I felt after nine days trip, as Gibran had ever written…..


Leave Me, My Blamer


Leave me, my blamer,
For the sake of the love which unites your soul
With that of your beloved one;
For the sake of that which joins spirit with mothers affection,
and ties your heart with filial love.
Go, and leave me to my own weeping heart.


Let me sail in the ocean of my dreams;
Wait until tomorrow comes,
For tomorrow is free to do with me as He wishes.
Your laying is naught but shadow that walks with the spirit
To the tomb of abashment,
and shows heard the cold, solid earth.


I have a little heart within me
And I like to bring him out of his prison
and carry him on the palm of my hand
to examine him in depth and extract his secret.
Aim not your arrows at him,
Let he takes fright and vanish
'ere he pours the secrets blood
as a sacrifice at the altar of his own faith, given him by deity
When he fashioned him of love and beauty.


The sun is rising and the nightingale is singing,
and the myrtle is breathing its fragrance into space.
I want to free myself from the quilted slumber of wrong.
Do not detain me, my blamer!


Cavil me not by mention of the lions of the forest
or the snakes of the valley,
for me soul knows no fear of earth
and accepts no warning of evil before evil comes.


Advise me not, my blamer,
For calamities have opened my heart
And tears have cleanses my eyes,
And errors have taught me the language of the hearts.


Talk not of banishment,
for conscience is my judge and he will justify me
And protect me if I am innocent,
And will deny me of life if I am a criminal.


Love's procession is moving;
Beauty is waving her banner;
Youth is sounding the trumpet of joy;
Disturb not my contrition, my blamer.
Let me walk,
for the path is rich with roses and mint,
and the air is scented with cleanliness.


Relate not the tales of wealth and greatness,
for my soul is rich with bounty and great with God's glory.


Speak not of peoples and laws and kingdoms,
for the whole earth is my birthplace
and all humans are my brothers.


Go from me,
for you are taking away life
giving repentance
and bringing needless words.



(By: Khalil Gibran: 1883-1931)

Kamis, Juni 11, 2009

Doa Mohon Peningkatan Kualitas Hidup

Mestinya tulisan ini aku posting besok pagi (Jum’at), tapi karena besok aku mau ke Semarang dan pasti sibuk maka tulisan ini aku post hari ini saja.

Jum’at ini aku mau nulis tentang doa Mohon Peningkatan Kualitas Hidup. Redaksi doa ini bagus sekali menurutku. Aku mengenalnya dari buku doa yang dibelikan ibuku saat aku masih kelas 6 SD. Aku pernah lama melupakannya dan baru-baru ini kuhapalkan lagi.

Allaahumma ashlih lii diinii al-ladzii huwa ishmatu amri. Wa ashlih lii dunyaaya al-latii fiihaa ma’asyii. Wa ashlih lii aakhiratii allatii fiihaa ma’adii. Waj’alil hayyaata ziyaadatan lii fii kulli khayrin. Waj’alil mawta raahatan lii min kulli syarrin...

Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang merupakan pegangan hidupku. Perbaikilah bagiku duniaku yang di dalamnya adalah kehidupanku. Dan perbaikilah akheratku yang merupakan tempat kembaliku. Jadikanlah tambahan hidup ini menjadi bermakna dalam segala kebaikan. Dan jadikanlah kematian itu merupakan masa istirahat dari segala keburukan.

Konon, doa di atas merupakan doa Nabi Daud yang senantiasa dibaca ketika selesai dari salatnya.

Pengembaraan Dr. Karl May (Seri Benua Amerika)

Aku mengenal karya Dr. Karl May sejak sekolah di SMA Negeri 1 Solo, tahun 1980-1983. Dr. Karl May (1842-1912) adalah pengarang cerita petualangan asal Jerman yang paling populer. Buku-buku tentang pengembaraannya di benua Amerika (dengan tokoh utama Winnetou dan Old Shatterhand) kupinjam dari perpustakaan sekolah. Seri pengembaraan di benua Amerika terdiri dari:
1. Winnetou Ketua Suku Apache
2. Pemburu Binatang Berbulu Tebal di Rio Pecos
3. Rahasia Bison Putih
4. Llano Estacado
5. Gunung Setan Di Rocky Mountains
6. Putera-putera Suku Mimbrenyo
7. Old Shatterhand sebagai Detektif
8. Harta Terpendam dalam Danau Perak
9. Raja Minyak
10. Mustang Hitam
11. Surat Wasiat Inca
12. Winnetou Gugur
13. Wasiat Winnetou
Tahun 1989 aku dan Herlan mulai mengkoleksi buku seri pengembaraan di benua Amerika itu. Sayang sekali hanya sampai Raja Minyak yang dapat kami peroleh. Kami kehabisan buku mustang hitam, surat wasiat Inca, Winnetou gugur dan wasiat Winnetou. Buku yang kami koleksi masih terbitan Pradnya Paramita tahun 1978. Sekarang kayaknya seri pengembaraan di benua Amerika ini diterbitkan lagi, kalo gak salah oleh penerbit Gramedia. Kalo nanti sudah terbit 4 buku yang aku belum punya itu aku ingin membelinya untuk melengkapi koleksiku.

Rabu, Juni 10, 2009

Mumi Rosalia Lombardo

Baru-baru ini aku baca artikel di majalah National Geographic Indonesia, edisi Februari 2009 (NATIONALGEOGRAPHIC.co.id)tentang Rosalia Lombardo. .Rosalia Lombardo adalah seorang gadis kecil dari Sisilia. Pada tahun 1920 dia meninggal pada umur 2 tahun karena menderita radang paru-paru. Atas permintaan ayahnya mayatnya telah dimumikan oleh seorang pembalsem terkenal pada masa itu yaitu Alfredo Salafia.

Gadis kecil ini menjadi terkenal di seluruh dunia karena muminya tetap awet dan fisiknya tidak rusak. Di peti matinya ia tampak seperti tidur di bawah selimutnya, rambutnya menjurai ikal seperti rambut boneka menutupi dahi dan keningnya, diikat dengan bando sutra kuning. Kedua matanya tertutup, bulu matanya diawetkan. Benar-benar seperti seorang anak yang tertidur dalam perjalanan pulang dari pesta.

Pada artikel itu dikatakan pengeringan dan pengawetan mayat di Sisilia merupakan fenomena yang unik. Di katakomba biara Kapusin yang ada di Palermo, Sisilia, terdapat hampir 2000 jenazah yang diawetkan. Dan di situ jasad orang mati itu memang dimaksudkan untuk dipertontonkan (jadi obyek wisata). Mumi si kecil Rosalia juga dapat dilihat di katakomba ini.

Dulu dipercaya bahwa keberhasilan praktek pengawetan jenazah berhubungan dengan kekuatan gaib dari si mayat, atau campur tangan dari Tuhan. Dengan prosedur yang sama beberapa mayat bisa mengering sempurna dan dapat diawetkan tapi beberapa yang lainnya membusuk. Pada tahun-tahun berikutnya campur tangan Tuhan dalam pengawetan jenazah telah digantikan dengan campur tangan ilmu pengetahuan yaitu dengan cara injeksi bahan-bahan kimia ke dalam tubuh mayat. Inilah yang terjadi pada Rosalia. Alfredo Salafia, konon menyuntikkan senyawa tertentu sehingga muminya awet, hampir sempurna. Formula Alfredo Salafia ini baru-baru ini ditemukan kembali.

Kalau berwisata ke Sisilia, mungkin bagi beberapa orang katakomba biara Kapusin merupakan obyek menarik yang mesti dikunjungi. Tapi kalau aku berkesempatan ke sana rasanya, tidak deh, aku ogah berkunjung ke sana. Wisata untuk mengingat kematian yang paling afdol adalah bertakziyah di tempat orang meninggal, menyaksikan prosesi pemakaman atau berziarah ke makam konvensional. Melihat mumi di katakomba Sisilia mungkin tidak membuatku sibuk memikirkan kematian tapi malah takut karena seperti melihat hantu, kecuali tentu hantu cantik Rosalia Lombardo yang memang tidak menakutkan.... Sayang sekali aku gak bisa upload foto si kecil Rosalia yang ada di majalah itu, scannerku lagi error...

Selasa, Juni 09, 2009

Akbar diterima di SMAN 3 Bandung

Setelah mengikuti seleksi administrasi (nilai rapor, kelakuan baik, dll), seleksi akademik berupa tes tertulis mapel Matematika, IPS, IPA dan bahasa Inggris (TOEFL, Writing dan Speaking) dan wawancara, akhirnya anak keduaku Dewantara Akbar dinyatakan lulus seleksi tahap akhir dan diterima menjadi siswa SMAN 3 Bandung tahun pelajaran 2009/2010 melalui jalur SERU-3.

Tinggal dua langkah lagi, menukarkan Kartu Peserta Ujian dengan Surat Keterangan Lulus Tahap Akhir SERU-3 dan tentu saja nunggu hasil NEM yang menunjukkan kelulusannya dari SMP.

Allah memang selalu tiada putus memberikan kasih sayangNya kepada keluargaku. Di saat seleksi begitu ketat, anakku masih memperoleh tempat. Alangkah tidak tahu dirinya aku kalau aku tidak mensyukuri segala nikmatNya. Insya Allah akan kunyatakan rasa syukurku dengan sayyidul istighfar yang kubaca setiap ada waktu. Dan akan kutunjukkan rasa syukurku dengan menjaga dan memelihara yang sudah diamanahkanNya kepadaku dan dengan menambah pengabdianku kepadaNya.

Senin, Juni 08, 2009

Pemodelan dan Pembandingan Profil Disolusi

Pembandingan dua profil disolusi obat dari sediaan tablet, kapsul atau suspensi seringkali menjadi objek penelitian di institusi pendidikan bidang farmasi maupun di laboratorium litbang industri farmasi atau institusi pemerintah.

Ada artikel menarik yang aku baca di European Journal of Pharmaceutical Sciences 13 (2001) 123-133, judulnya Review Modeling and Comparison of Dissolution Profiles, ditulis oleh Paulo Costa dan Jose Manuel Sousa Lobo.

Sari dari artikel menarik itu adalah sebagai berikut:
Untuk membandingkan dua profil disolusi, ada beberapa metoda yang dapat digunakan, yaitu metoda yang bergantung model matematika, metoda analisis statistik dan metoda yang tidak bergantung model.

Metoda yang bergantung model matematika dikenal dengan istilah curve fitting. Profil disolusi seringkali dicocokkan ke beberapa persamaan matematika yang dapat memprediksi model pelepasan obat dari sediaannnya. Model-model itu antara lain model kinetika orde nol, kinetika orde satu, Higuchi, Hixson-Crowell, Weibull, Korsmeyer-Peppas, Baker-Lonsdale dan model Hopfenberg. Masing-masing model pelepasan memiliki persyaratan berlaku tersendiri. Dalam hal ini untuk membandingkan dua profil disolusi dapat dilihat dari harga koefisien korelasi antara kedua profil disolusi dengan model pelepasan yang digunakan. Makin besar harga koefisien korelasinya menunjukkan bahwa kedua profil disolusi itu mendekati kesamaan.

Pembandingan dua profil disolusi dengan metoda statistik dilakukan dengan cara analisis variansi satu arah atau ANOVA (dilakukan pada disolusi dengan satu kali pengambilan sampel) atau analisis variansi multivariat atau MANOVA (dilakukan pada disolusi dengan pengambilan sampel berulang-ulang).

Perbandingan dua profil disolusi yang tidak bergantung model dapat dilakukan dengan tes rasio dan pair wise procedures. Tes rasio adalah membandingkan parameter yang diperoleh dari profil disolusi produk pembanding dengan parameter yang diperoleh dari profil disolusi produk uji. Parameter yang dibandingkan itu dapat berupa waktu yang diperlukan untuk melarutkan x% obat (tx %), area di bawah kurva disolusi (AUC), jumlah (%) obat yang terlarut pada waktu tertentu, misalnya 30 menit (Qt menit), atau efisiensi dissolusi.

Yang termasuk dalam pair wise procedures antara lain perhitungan faktor perbedaan (ft) dan faktor kemiripan (f2). Harga ft=0 menunjukkan tidak ada perbedaan pada kedua profil disolusi, makin besar harga ft menunjukkan makin besar perbedaan antara kedua profil disolusi tersebut. Kedua profil disolusi disebut mirip bila ft < 15 atau antara 0-15. Harga f2=100 menunjukkan tidak ada perbedaan antara kedua profil disolusi, maikn kecil harga f2 menunjukkan makin besar perbedaan antara kedua profil disolusi tersebut. Kedua profil disebut mirip bila f2>50 atau antara 50-100.

Mengenai persamaan matematika semmua metoda yang disebutkan di atas silakan melakukan browsing pada artikel yang aku tulis di atas.....

Minggu, Juni 07, 2009

My Voice

WITHIN this restless, hurried, modern world
We took our hearts' full pleasure--You and I,
And now the white sails of our ship are furled,
And spent the lading of our argosy.

Wherefore my cheeks before their time are wan,
For very weeping is my gladness fled,
Sorrow hath paled my lip's vermilion,
And Ruin draws the curtains of my bed.

But all this crowded life has been to thee
No more than lyre, or lute, or subtle spell
Of viols, or the music of the sea
That sleeps, a mimic echo, in the shell.


(By: Oscar Wilde, dedicated to you)

Jumat, Juni 05, 2009

Al Qur'an Surah Asy Syura: 39-43


39. Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.
(And those who, when insolence reaches them, take revenge).
                
40. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.
(And the recompense of evil is evil the like of it, but whoso forgives and puts the things right his reward is with Allah. Undoubtedly, He loves not the unjust).

41. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosapun atas mereka.
(And undoubtedly, whoso took revenge after being victim of oppression; there is no way of blame against them).

42. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.
(The blame is only against them who oppress mankind and rebel in the earth without right. For them is the painful torment).

43. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.
(But whoever indeed preserved and forgave, most certainly, then these are the affairs of determination).


Kamis, Juni 04, 2009

My Posting Schedules and Topics

Hi,
I am trying to schedule my posting activity and topics...
Sunday : people I know
Monday : work and profession
Tuesday : family
Wednesday : the world out there
Thursday : literary-art-film
Friday : religion
Saturday : deep inside

Hope everything will be run well as scheduled...